Konten dari Pengguna

Pengertian Puasa Nisfu Syaban dan Waktu Pelaksanaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Maret 2021 19:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 31 Mei 2022 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Ali Arif Soydaş on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ali Arif Soydaş on Unsplash
ADVERTISEMENT
Puasa Syaban merupakan bagian dari puasa tathawwu’ atau puasa sunah. Puasa ini dilakukan secara suka rela di luar Ramadhan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan salafus sahih untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Dakwah Kreatif Muharam, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ban oleh Dra. Hj. Udji Aisyah, M.Si., dalam bahasa Arab, Nisfu artinya pertengahan. Sementara Syaban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Hijriah. Jadi, Nisfu Syaban berarti pertengahan bulan Syaban.
Puasa Nisfu Syaban merupakan pendahuluan bagi puasa Ramadhan. Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadits dari Aisyah ra.
Aisyah berkata: “Tidak kelihatan oleh saya Rasulullah SAW. melakukan puasa dalam waktu sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidak satu bulan pun yang hari-harinya lebih banyak dipuasakan Nabi daripada bulan Syaban.” (HR. Bukhari No. 1869)
Bulan Syaban diapit di antara dua bulan besar yakni Rajab dan Ramadhan. Tak sedikit yang melupakan keutamaan puasa nifsyu Syaban walaupun puasa di bulan ini hukumnya sunah, tetapi memiliki peran penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Dalam Buku Keagungan Rajab & Sya’ban oleh Abdul Manan Bin Haji Muhammad Sobari, pada malam Nisfu Syaban catatan amal manusia satu tahun yang telah lewat diangkat ke langit, diserahkan kepada Allah SWT.
Usamah bin Zaid bercerita: “Tanya saya, ‘Ya Rasulullah, kelihatannya tidak satu bulan pun yang lebih banyak Anda puasakan dari bulan Syaban.’ Ujar Nabi, ‘Bulan itu sering dilupakan orang, karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedang pada bulan itulah diangkat amal-amal kepada Allah Rabbul ‘alamin. Maka saya ingin amal saya dibawa naik ketika saya dalam berpuasa.” (HR. Abu Daud, Nasai dan Ibnu Khuzaimah).
Berikut hukum puasa nisfu syaban yang perlu diperhatikan dan wajib diketahui umat Muslim.

Waktu Pelaksanaan Puasa Nisfu Syaban

Berdasarkan kalender Hijriah atau Islam, puasa Syaban kali ini jatuh pada 13, 14, dan 15 Syaban atau bertepatan dengan tanggal 27-29 Maret 2021 sesuai kalender masehi. Pelaksanaan puasa Syaban juga bisa dibarengi dengan puasa sunah Senin dan Kamis atau puasa Daud.
ADVERTISEMENT
Puasa ini dilakukan di permulaan bulan Syaban, atau di tengah dan akhir bulan. Bila dilaksanakan tiga hari pada tanggal 13, 14 dan 15 disebut dengan puasa Ayyamul Bidh.
Apabila melaksanakan puasa Nisfu Syaban pada tanggal 16 dan seterusnya ada beberapa perbedaan pendapat dari para ulama, hal itu dikarenakan adanya hadits yang melarang puasa setelah nisfu Syaban.
قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد
ADVERTISEMENT
“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.” (Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu)
Ulama melarang puasa setelah nisfu Syaban karena dianggap hari syak (ragu) karena sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Namun menurut ulama dari mazhab Syafi’i tetap boleh melaksanakan puasa sunnah bagi orang yang terbiasa mengerjakan, seperti senin dan kamis, nadzar, puasa qadha, dan puasa dahar.
ADVERTISEMENT
(PDN)