Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Seni Lukis Lengkap dengan Periodesasinya di Indonesia
22 Maret 2021 18:14 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Perkembangan Seni Lukis Mooi Indie sampai Persagi di Batavia oleh M. Agus Burhan, kemunculan seni lukis di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kolonial Belanda. Masuknya VOC ke Nusantara tidak hanya membawa pengaruh besar pada sektor ekonomi dan politik, namun juga membawa unsur kebudayaan bangsa Barat seperti seni lukis.
Hingga kini, eksistensi seni lukis dikenal baik di kalangan penikmat seni Nusantara. Beberapa seniman Indonesia bahkan dikenal namanya hingga mancanegara, seperti Affandi, I Nyoman Nuarta, Gregorius Sidharta, dan Basuki Abdullah.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang seni lukis lengkap dengan periodesasinya di Indonesia.
Seni Lukis dan Periodesasinya di Indonesia
Seni lukis merupakan seni rupa yang identik dengan gambar. Sejak zaman prasejarah , manusia telah terbiasa membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian penting dari kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Gambar lukisan yang dibuat oleh manusia purba ini cenderung sederhana. Namun seiring berkembangnya zaman, gambar lukisan mulai dikenal dan diminati banyak orang.
Nilai-nilai estetis yang terkandung dalam seni lukis membawa daya tarik tersendiri bagi penikmat seni Nusantara. Hingga akhirnya seni lukis yang sederhana mengalami perkembangan menjadi seni lukis yang lebih modern.
Mengutip buku Aliran Seni Lukis Indonesia oleh W. Setya R, berikut periodesasi seni lukis yang terjadi di Indonesia:
Periode perintisan diawali oleh Raden Saleh Syarif Bustaman (Terbaya, 1814 – 1880), putra keluarga bangsawan pribumi yang mampu melukis dengan gaya barat yang natural dan romantis. Raden Saleh mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen dan pelukis Belanda A.Schelfhouf.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri seni lukis periode perintisan awal yaitu, bergaya natural dan romantis, lukisan berbentuk potret dan binatang, ada unsur pengaruh romantisme Eropa seperti Delacroi, pengamatan yang sangat baik pada alam dan binatang.
Pada periode ini pelukis cenderung melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia. Periode Mooi Indie disebut juga dengan periode Indonesia Jelita atau Hindia Molek. Periode ini ditandai dengan datangnya para pelukis luar/barat.
Periode ini berawal dari bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908. Seniman S.Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita akhirnya mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).
Perkumpulan ini berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan – lukisan modern. PERSAGI berupaya untuk menggali nilai–nilai yang yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri lukisan pada periode ini adalah mementingkan nilai psikologis, bertema perjuangan rakyat, tidak terikat pada obyek alam yang nyata, memiliki kepribadian Indone, dan didasari oleh semangat dan keberanian bangsa.
Pada periode ini pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO, Lembaga Kesenian Indonesia–Jepang. Kemudian pada tahun 1943 Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mansyur mendirikan PUTERA dengan tujuan memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni budaya Indonesia. Pada periode ini, lukisan masih bernuansa PERSAGI.
Periode sanggar (1945 – 1950) ditandai dengan momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para seniman mendapatkan ide dan gagasan baru untuk mengembangkan karya seni Indonesia. Pada periode ini, warna – warna pada lukisan bersumber dari kebudayaan lokal dan lukisan cenderung bertema perjuangan.
ADVERTISEMENT
Periode modern berlangsung sampai saat ini. Lukisan–lukisan pada periode modern lebih berkembang daripada periode – periode sebelumnya. Tentunya perkembangan ini dipengaruhi oleh kebudayaan luar. Periode ini merupakan masa emas bagi seni lukis Indonesia yang mampu melahirkan karya hebat dari seniman-seniman andal.
(MSD)