Pengertian Storyboard, Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangannya dalam Pembuatan Film

Ilustrasi Storyboard Adalah. Foto: Unsplash

Proses perancangan video dan film tidak bisa dipisahkan dari storyboarding atau pembuatan storyboard. Itu karena storyboard adalah cetak biru atau algoritma dari projek yang hendak dijalankan.

Pada dasarnya, storyboard cukup mirip dengan storyline. Perbedaannya, storyline berbentuk alur cerita, sedangkan storyboard dijabarkan dengan panel-panel gambar sketsa atau komik tanpa dialog.

Secara garis besar, storyboard berperan dalam pewaktuan (timing) pada sebuah sequence, percobaan-percobaan dengan sudut pandang kamera, serta perpindahan dan kesinambungan (countinuity) antara elemen-elemen dalam sebuah frame. Hal ini dijelaskan dalam buku Kamera dan Video Editing oleh Christianto Widjaja.

Untuk memperluas wawasan mengenai storyboard, mari simak penjelasan yang dimuat dalam artikel berikut.

Ilustrasi Storyboard Adalah. Foto: Unsplash

Apa Itu Storyboard?

Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang hendak dibangun, yang bertujuan memberikan gambaran dari aplikasi yang dihasilkan. Storyboard diartikan pula sebagai visual script yang hendak dijadikan outline sebuah proyek yang ditampilkan shot by shot.

Di sisi lain, storyboard juga didefinisikan sebagai representasi visual dari gambar yang hendak diproduksi dalam video. Suatu storyboard akan menampilkan fitur sistem, seperti menu, kotak dialog, dan window.

Adapun gambar-gambar yang terdapat di dalam storyboard mencerminkan visual script, sedangkan teksnya menggambarkan kolom laju audio alias sound dalam script. Jadi, bisa disimpulkan bahwa storyboard merupakan panduan bagi sutradara untuk melakukan shooting.

Secara garis besar, storyboard memiliki fungsi tertentu, berikut penjelasannya seperti dikutip dari buku Pengembangan Bahan Ajar karangan Dr. Nana, M. Pd (2019) selengkapnya:

Ilustrasi Storyboard Adalah. Foto: Unsplash

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Storyboard

Kebanyakan orang yang menggunakan storyboard karena visualisasi ide itu mampu memberikan pengalaman untuk mengubah jalan cerita, sehingga mendapatkan efek atau ketertarikan yang lebih kuat. Selain itu, storyboard juga dapat mempercepat proses pembuatan suatu film.

Mengutip buku Kamera dan Video Editing karya Christianto Widjaja, namun di samping itu, storyboard juga mempunyai kekurangan, yaitu tidak mampu menunjukkan gerakan-gerakan kamera dan efek optikal, seperti penglarutan atau pemudaran (blur, disolving).

Meski begitu, kekurangan tersebut bisa diatasi dengan menggunakan tulisan dan gambaran skematis guna mendeskripsikan apa yang tidak bisa digambarkan. Lalu, ada juga beberapa teknik yang bisa diterapkan ilustrator untuk menunjukkan gerakan kamera dan ruang yang lebih lebar.

(GTT)