Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Studi Pustaka dan Ciri-cirinya dalam Penelitian
8 November 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan penelitian atau menulis karya ilmiah seperti skripsi dan jurnal, seseorang dapat memilih metode pengumpulan data yang sesuai dengan riset mereka. Studi kepustakaan atau studi pustaka adalah salah satunya.
ADVERTISEMENT
Menurut Mestika Zed (2003), studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian.
Studi pustaka mengandalkan bahan penelitian dari perpustakaan, seperti buku, jurnal, ensiklopedi, ataupun majalah sebagai sumber data. Karya non-cetak seperti hasil rekaman audio, video, maupun film juga termasuk sumber data kepustakaan.
Dijelaskan dalam buku Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) tulisan Dr. Evanirosa, MA, dkk., studi pustaka umumnya dipakai dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini, studi pustaka digunakan untuk memperoleh data berdasarkan fakta-fakta konseptual maupun fakta teoritis, bukan berdasarkan pada persepsi peneliti.
Hasil penelitiannya adalah data deskriptif berupa ucapan atau tulisan yang berisi pengamatan perilaku orang-orang dalam konteks tertentu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Studi Pustaka
Mengutip buku Metode Penelitian Kepustakaan tulisan Mestika Zed, ada empat ciri utama studi pustaka yang memengaruhi sifat dan cara kerja penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks
Seperti yang dijelaskan, studi pustaka adalah metode yang menggunakan bahan kepustakaan sebagai sumber data. Dengan kata lain, peneliti akan berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data, bulan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian, orang, dan lain sebagainya.
Namun, bukan berarti studi pustaka hanya dilakukan dengan mengutip data dari sumber saja. Sebab, seorang peneliti juga harus menggunakan data pustaka yang relevan agar dapat mendukung penelitiannya.
2. Bersifat Siap Pakai
Data pustaka bersifat siap pakai atau ready-made. Artinya peneliti tidak perlu pergi ke mana-mana, mereka hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan .
ADVERTISEMENT
Untuk melakukan riset pustaka, mereka juga tidak perlu menguasai ilmu perpustakaan. Peneliti dapat menggunakan data-data tersebut secara langsung, selama masih relevan dengan penelitian yang dilakukan.
3. Sumber Sekunder
Umumnya, data pustaka adalah sumber sekunder, yang berarti peneliti memperoleh bahan bukan dari tangan pertama di lapangan. Karenanya, sumber pustaka sedikit banyak mengandung bias atau prasangka dari orang yang membuatnya.
Namun dalam beberapa jenis penelitian, misalnya yang berkaitan dengan sejarah, data pustaka bisa digunakan sebagai sumber primer, selama ditulis oleh pelaku sejarah itu sendiri.
4. Data Pustaka Tidak Dibatasi oleh Ruang dan Waktu
Peneliti berhadapan dengan informasi yang tetap. Artinya, kapan pun ia datang dan pergi, data itu tidak akan pernah berubah karena sudah tersimpan dalam rekaman tertulis seperti teks, angka, gambar, rekaman tape atau film.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, peneliti yang melakukan studi pustaka sebaiknya memahami pengetahuan teknis yang memadai tentang sistem informasi dan teknik-teknik dasar penelusuran data.
(ADS)