Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pengertian, Syarat, Jenis-jenis, dan Contoh Hadits Hasan
7 Oktober 2021 8:32 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hadits terbagi menjadi beberapa macam, salah satunya Hadits Hasan. Menurut pendapat Ibnu Hajar dalam buku Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam karya Zufar Rahman, Hadits Hasan adalah hadits yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak cacat, dan tidak ganjil.
Sedangkan menurut Imam Tirmidzi dalam kitab Dar Al-Fikr, penjelasan soal Hadist Hasan adalah sebagai berikut: “Hadits Hasan merupakan tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta (pada matan-nya), tidak ada kejanggalan (syadz), dan (hadist tersebut) diriwayatkan pula melalui jalan lain.”
Mengutip jurnal Macam-macam Hadits dari Segi Kualitasnya karya Achmad Sarbanun, terdapat lima syarat yang harus dipenuhi agar hadits tersebut masuk kategori sebagai Hadits Hasan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Agar lebih paham, simak jenis-jenis beserta contoh Hadits Hasan di bawah ini.
Jenis dan Contoh Hadits Hasan
Mengutip buku Mudah Memahami Ilmu Mustholah Hadits karya Syarh Mandzhumah al-Baiquniyyah dan Abu Utsman Kharisman, berikut adalah beberapa jenis dan contoh Hadits Hasan.
Hadist Hasan Li-Dzatih adalah hadist yang dengan sendirinya telah memenuhi lima persyaratan hadist hasan, yaitu para perawinya terkenal kebaikannya, tetapi daya ingat dan hafalan mereka belum sampai kepada derajat para perawi yang shahih. Contoh Hadist Hasan Li-Dzatih adalah sebagai berikut :
“Dari Ibnu Umar dari Muhammad bin al-Mutsannaa dari Muhammad bin Abi Adiy dari Muhammad bin ‘Amr dari Ibnu Syihab dari Urwah bin az-Zubair dari Fathimah binti Abi Hubaisy bahwasanya ia mengalami istihadhah, kemudian Nabi SAW bersabda: 'Darah haid itu kehitaman sudah dikenal. Jika darahnya seperti itu janganlah melakukan sholat. Jika ciri darahnya tidak seperti itu, berwudhu’lah dan sholatlah karena itu adalah urat (yang terluka).’” (HR. Abu Dawud).
ADVERTISEMENT
“Dari ja’far bin sulaiman dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa, al-Asy’ari berkata: ‘aku mendengar ayahku berkata mengenai sabda Rasulullah ketika musuh datang: 'Sesungguhnya pintu-pintu syurga di bawah bayangan pedang.’” (HR. At-Tirmidzi).
Hadist Hasan Li-Ghairihi adalah Hadist Hasan yang bukan dengan sendirinya, artinya hadits yang menduduki kualitas Hasan karena dibantu oleh keterangan hadist lain yang sanadnya Hasan.
Jadi, hadist yang pertama itu terangkat derajatnya oleh hadist yang kedua, dan yang pertama itu disebut Hadist Hasan. Contohnya adalah sebagai berikut:
“Rasulullah SAW, bersabda: Hak bagi seorang Muslim mandi di hari Jumat, namun jika ia tidak memperoleh airpun cukup dengan mengusap wangi-wangian keluarganya." (HR.Ahmad).
(NDA)
ADVERTISEMENT