Konten dari Pengguna

Pengertian Tauhid Asma wa Sifat beserta Dalilnya dalam Al-Quran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 November 2022 15:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tauhid asma wa sifat. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tauhid asma wa sifat. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Bagi umat Muslim, tauhid merupakan dasar agama Islam yang paling utama dan penting untuk dipelajari. Ilmu tauhid sendiri terbagi menjadi tiga macam, yakni tauhid asma wa sifat, rububiyah, dan uluhiyah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hakikat Ilmu Tauhid Menuju Sumber Kehidupan Abadi karya Abd. Rahman, tauhid berasal dari bahasa Arab yang berarti “menjadikan sesuatu menjadi satu”. Dalam konsep Islam, tauhid dapat dipahami sebagai keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, atau Satu.
Menurut Syaikh Muhammad Abduh, seorang ulama besar dan filsuf dari Mesir, tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh pada-Nya, dan sifat-sifat yang mustahil pada-Nya.
Lantas, apa yang dimaksud dengan tauhid asma wa sifat? Simak pengertian lengkap beserta dalilnya dalam Al-Quran berikut ini.

Pengertian Tauhid Asma wa Sifat

Ilustrasi pengertian tauhid asma wa sifat dan dalilnya dalam Al-Quran. Foto: Pexels
Dirangkum dari buku Intisari Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah karya AA. Hamid al-Atsari, tauhid asma wa sifat adalah suatu keyakinan bahwa Allah SWT mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang baik) dan sifat-sifat yang mulia.
ADVERTISEMENT
Tauhid ini mengimani semua sifat Allah yang sempurna dan suci dari segala kekurangan sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran dan sunnah rasul-Nya. Tujuan tauhid asma wa sifat adalah mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk diri-Nya benar-benar ada dan mutlak.
Dalam buku Pengenalan Hakikat Kehidupan karya Iyas Al-Jakarti, tauhid asma wa sifat mencakup beberapa hal, yakni mengesakan Allah dalam kesempurnaan dzat, nama, sifat, dan kemampuan-Nya.

1. Dzat

Mengesakan Allah dalam kesempurnaan dzat-Nya berarti menetapkan Allah sebagai Tuhan yang satu, tidak beranak, tidak diperanakkan, serta tidak ada yang menyerupai dan setara dengan dzat-Nya. Perintah tauhid ini disampaikan langsung oleh Allah SWT dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi sebagai berikut.
قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ‌اَللّٰهُ الصَّمَدُ‌لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡوَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas[112]:1-4)

2. Nama dan Sifat

Mengesakan Allah dalam kesempurnaan nama dan sifat-Nya berarti menetapkan dan meyakini kebenaran dari seluruh nama-nama baik (Asmaul Husna) dan sifat-sifat sempurna yang dimiliki Allah SWT.
Tauhid ini juga mengajarkan bahwa sifat murka, mengadzab, dan memberikan bencana kepada manusia adalah sifat Allah yang dilakukan dalam rangka kebaikan, bukan keburukan. Dalam Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 24, Allah berfirman:
هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ
Artinya: “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24)
ADVERTISEMENT

3. Kemampuan

Mengesakan Allah dalam kesempurnaan kemampuan-Nya berarti menetapkan Allah sebagai dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia mengetahui segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi. Dia mampu berbuat segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Tidak ada yang terjadi kecuali atas kehendak dan izin-Nya.
Tauhid ini juga mengimani bahwa Allah SWT mengizinkan setan (dari golongan jin dan manusia) untuk menyesatkan manusia dan menyakiti orang-orang beriman, serta mengizinkan segala kejahatan yang terjadi, sebagaimana firman-Nya dalam surat berikut.
وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: “... Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah:17)
ADVERTISEMENT
(AAA)