Pengertian Tumaninah dalam Shalat, Syarat untuk Mendapat Kekhusyukan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan yang penting dan istimewa. Ibadah ini menjadi amalan pertama yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir kelak.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya menyempurnakan pahala shalat dengan memahami rukun-rukunnya. Salah satau rukun shalat yang penting untuk diterapkan yaitu melakukan gerakan dengan tumaninah.
Tumaninah artinya diam sebentar dan tidak terburu-buru. Rukun ini bisa diterapkan pada gerakan shalat seperti ruku, i’tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang tumaninah yang bisa Anda simak.

Pengertian Tumaninah

Tumaninah adalah syarat untuk mencapai kekhusyukan dalam shalat. Anjuran ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya. Beliau bersabda:
Ilustrasi salat di sela-sela kerja. Foto: Shutter Stock
“Kalau kamu berdiri ketika sholat, maka berdirilah dengan tuma’ninah. Kalau kamu ruku’, ruku’lah dengan tuma’ninah, Kemudian berbuatlah demikian dalam setiap sholatmu." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah)
ADVERTISEMENT
Pengertian tumaninah ini bukan sekadar gerakan, melainkan berkaitan dengan hati dan pikiran. Artinya, selain gerakan yang tenang dan sempurna, shalat juga harus dikombinasikan dengan pemaknaan di setiap bacaan.
Tentunya, dalam hal ini seorang Muslim harus melibatkan hati dan pikirannya. Sehingga, orang yang mengerjakan shalat dapat merasakan kedekatannya dengan Sang Pencipta. Harapannya, bukan hanya mendapat pahala dan keutamaan, tetapi juga mendapat kekhusyukan dalam gerakan.
Mengutip jurnal berjudul Konsep Tuma'ninah dalam Shalat Perspektif Imam Malik dan Abu Hanifah oleh Nurhadi dan Zulkifli, ulama madzhab Hanafi dan Maliki mendefinisikan tumaninah sebagai sikap diam sebentar pada gerakan rukuk, sujud, i’tidal, dan duduk di antara dua sujud dengan membaca tasbih. Kedua madzhab ini mengategorikan tumaninah sebagai sunah dan keafdalan dalam shalat.
ADVERTISEMENT
Sebab, ciri shalat yang benar adalah yang gerakannya disempurnakan, hatinya dihadirkan, serta pikirannya dikhusyukan. Kombinasi indah ini dapat dipenuhi dengan melakukan gerakan shalat secara tumaninah.
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
Mengutip buku Shalat Tolak Miskin oleh Muhammad Syafi'i, suatu saat Rasulullah SAW, bertanya kepada para sahabatnya "Tahukah kalian orang yang mencuri dalam shalatnya?" Sahabat balik bertanya, "Adakah orang yang mencuri dalam shalat, ya Rasulullah?"
Rasulullah SAW bersabda, "Mereka adalah orang yang shalat tanpa tuma'ninah."
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
"Jika kamu berdiri untuk salat, maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar tuma'ninah (tenang dan mapan) dalam rukuk itu, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak lurus (i'tidal), kemudian sujudlah sampai engkau tuma'ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga tuma'ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian lakukanlah semua itu di seluruh rakaat salatmu." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
ADVERTISEMENT
(MSD)