Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah dalam Islam
16 Oktober 2020 17:54 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Karena adanya arti dasar "memperhatikan", maka ukhuwah dapat dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan bahwa setiap orang yang bersaudara mengharuskan ada perhatian di antara mereka.
Secara umum, ukhuwah dibedakan menjadi tiga, yakni Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwwah islâmiyyah mengandung arti persaudaraan yang bersifat keislaman atau persaudaraan antar sesama pemeluk Islam. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap muslim merupakan saudara bagi muslim lainnya.
Seorang muslim harus menganggap muslim lainnya sebagai saudaranya tanpa memandang latar belakang keturunan, kebangsaan, atau pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Ukhwah Wathaniyah
Wathan artinya tanah air, tempat kelahiran, tanah tumpah darah, atau kampung halaman. Sehingga ukhuwah wathaniyah yakni saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama atau satu suku.
ADVERTISEMENT
Menurut M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Quran , untuk memantapkan ukhuwah kebangsaan, Al-Quran menggarisbawahi bahwa perbedaan merupakaan keniscayaan. Seperti yang tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 48.
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan".
Adanya Piagam Madinah juga menjadi cerminan ukhuwah wathaniyah.
Ukhuwah Insaniyah
Insan berarti manusia. Maka, ukhuwah insâniyah merupakan persaudaraan yang cakupannya lebih luas, yaitu antarsesama umat manusia di seluruh dunia.
Salah satu ayat yang menjadi dasar ukhuwah insaniyah adalah surat al-Hujurat ayat 11. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
ADVERTISEMENT
Ayat ini menekankan bahwa setiap manusia hendaknya tidak saling berburuk sangka dan membenci untuk memantapkan solidaritas kemanusiaan.
(ERA)