Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Penjelasan Kondisi Mati Suri dalam Islam dan Psikologi
11 Mei 2023 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku berjudul Menguak Tabir Kematian oleh Argawi Kandito, arwah yang mengalami mati suri belum ada dalam genggaman Malaikat Izrail. Kondisi tersebut dapat dipastikan bahwa arwah tersebut tidak akan memasuki alam barzah yang menjadi perantara antara dunia dan akhirat.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Seseorang Mati Suri?
Masih dari sumber yang sama, jika ada orang yang mengalami mati suri, alangkah baiknya jika segera dibacakan Surat Yasin sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk mendoakan si arwah tersebut agar diberikan jalan terbaik.
Maksud jalan terbaik adalah agar diberikan jalan yang lapang dan segera tiba di tujuan jika memang sudah dikehendaki pulang ke sisi Allah SWT. Jika memang belum waktunya, semoga arwah tersebut masih diberikan kesempatan untuk hidup dan segera dikembalikan ke raganya.
ADVERTISEMENT
Mati Suri dalam Psikologi
Menurut buku Psikologi Kematian oleh Komaruddin Hidayat, kondisi mati suri dikenal dengan istilah NDE (Near Death Experience) atau ada juga disebut NDS (Near Death Survival).
Maksud dari istilah tersebut adalah seseorang yang telah dinyatakan mati oleh dokter, namun tak berapa lama kemudian orang tersebut hidup dan sadar kembali.
Ayat Al-Quran tentang Mati Suri
Allah membahas tentang fenomena mati suri dalam ayat Alquran , tepatnya dalam Surat Az-Zumar ayat 42 yang artinya:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
ADVERTISEMENT
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memegang kendali atas kematian seluruh hamba-Nya. Allah SWT memegang jiwa orang yang sedang tertidur, namun belum dilepaskan hingga waktunya tiba.
Allah SWT juga memegang jiwa orang yang telah ditetapkan kematiannya. Kesimpulannya, Allah SWT memiliki kekuasaan mutlak di atas kehidupan seluruh makhluk-Nya.
Jadi, sudah selayaknya umat Muslim selalu berdoa dan beribadah kepada Allah. Harapannya, semua doa dan amalan yang dikerjakan dapat menjadi bekal saat nanti ajal menjemput.
Di sisi lain, dalam hadits Qudsi dijelaskan bhawa kematian adalah pintu penghubung antara dunia dan akhirat. Jiwa yang dinyatakan mati akan melewati pintu tersebut, sedangkan jiwa yang hidup atau tertidur masih melekat dalam tubuh.
“Dalam Alquran dijelaskan, mati suri berarti salah satu ujung tali roh terlepas, tapi dia masih hidup karena ujung lainnya masih terikat. Itu yang membuat dia bisa kembali hidup, mirip dengan orang tidur.”
ADVERTISEMENT
(ANF)