Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Perbedaan Arti Mahram dan Muhrim, Cek Penjelasannya di Sini
5 September 2022 19:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dua kata yang identik dengan kehidupan umat Islam, yaitu mahram dan muhrim sering kali diartikan salah atau dianggap sama. Padahal, ada beberapa perbedaan arti mahram dan muhrim yang wajib diketahui muslim.
ADVERTISEMENT
Meski sering digunakan oleh banyak orang, dua kata tersebut sering kali diartikan secara terbalik atau diartikan sama oleh sebagian orang. Padahal, dua kata tersebut mempunyai makna atau arti yang berlainan.
Lantas apa perbedaan arti dari kedua kata tersebut? Ini supaya tidak menimbulkan kekeliruan penggunaan oleh orang-orang. Untuk itu, simak artikel ini sampai tuntas.
Perbedaan Arti Kata Muhrim dan Mahram
Sebelum membahas perihal arti sesungguhnya dari kata muhrim dan mahram. Perlu rasanya untuk menjelaskan terkait penggunaan dua kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari, yang bisa dibilang keliru.
Umumnya, kata muhrim merujuk pada anggota keluarga yang tidak boleh atau tidak bisa dinikahi. Sebagai contohnya ialah, kakek, nenek, ayah kandung, ibu kandung, kakak kandung, adik kandung, bibi, paman dan seterusnya.
Adapun arti dari kata muhrim bukanlah seperti itu. Justru, kata yang digunakan untuk merujuk kepada anggota keluarga yang tidak boleh dinikahkan ialah mahram. Kata tersebut yang seharusnya digunakan jika mengacu perihal anggota keluarga yang tidak bisa dinikahkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 8: Pernikahan, istilah mahram sendiri berasal dari makna haram, lawan kata dari halal. Maka, mahram berarti sebagai sesuatu yang terlarang dan tidak boleh dilakukan.
Dalam hal tersebut, yakni berkaitan dengan hal pernikahan. Terlarang atau haram bagi seseorang untuk menikahi atau melakukan pernikahan dengan orang-orang tertentu. Mahram sendiri dibedakan karena nasab dan karena mushaharah.
Adapun mahram karena nasab ialah adanya hubungan pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang masih satu nasab atau hubungan keluarga. Misalnya dengan ibu kandung, anak kandung, kakak kandung, adik kandung, bibi, paman, dan keponakan.
Sementara mahram karena mushahara ialah haram untuk menjalin pernikahan dengan ibu dan bapak mertua, serta anak tiri laki-laki dan perempuan. Hal tersebut diharamkan dalam Islam untuk menjalin hubungan pernikahan dengan anggota keluarga tersebut.
ADVERTISEMENT
Masih mengutip buku yang sama, muhrim berasal dari bentukan dasar ahrama –yuhrium-ihraman yang artinya mengerjakan ibadah ihram. Jadi, kata muhrim memiliki arti sebagai orang yang tengah mengerjakan ibadah ihram, berupa haji atau umrah di Makkah, Sudi Arabia.
Dilihat dari pengertian di atas, sebuah kalimat yang terdengar familiar atau bahkan sering digunakan. Namun, bukan berarti kata tersebut tepat atau memiliki arti yang sesuai dengan kaidah kebahasaannya.
Maka dari itu, kita perlu untuk mengecek kembali agar memastikan penggunaan dari sebuah kata tidak keliru atau justru diartikan secara terbalik. Itulah informasi seputar arti kata mahram dan muhrim, serta perbedaan di antara keduanya.
(NNR)