Konten dari Pengguna

Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang Dirayakan Umat Hindu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 September 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para wanita memakai baju putih dan membawa sesajen pada Hari Raya Galungan dan Kuningan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Para wanita memakai baju putih dan membawa sesajen pada Hari Raya Galungan dan Kuningan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika umat Islam merayakan Lebaran, umat Kristiani merayakan Natal, umat Hindu punya Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kedua perayaan tersebut merupakan hari besar bagi umat Hindu yang biasa dirayakan dalam waktu bersamaan namun berjarak 10 hari.
ADVERTISEMENT
Makna perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu adalah untuk merayakan hari kemenangan yang baik (dharma) atas kejahatan (adharma).
Konon dahulu ada sebuah raksasa bernama Mayadenawa yang melarang menyembah para dewa-dewi lain, kecuali kepada dirinya. Lalu Bhatara Indra yang dikenal sebagai dewa yang tangguh pun diutus untuk menemui dan melenyapkan Mayadenawa.
Pada akhirnya Bhatara Indra berhasil menang melawan raksasaa tersebut. Maka sejak itu, umat Hindu menyakini kemenangan tersebut hingga saat ini.
Umat Hindu Sembahyang di Desa Penglipuran. (Foto: REUTERS/Nyimas Laula)
Hari Raya Galungan jatuh setiap 210 hari berdasarkan perhitungan kalender Bali, yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). Sementara untuk Hari Raya Kuningan akan jatuh Pada 10 hari setelah hari Raya Galungan, tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.
ADVERTISEMENT
Makna dari Hari Raya Galungan dipercaya sebagai kemenangan sekaligus mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, perayaan ini dianggap sebagai tangga menuju kehidupan yang lebih bersih dan melenyapkan segala pikiran yang buruk.
Tidak jauh berbeda dengan itu, Hari Raya Kuningan dimaknai dengan melakukan pemujaan kepada dewa untuk memohon keselamatan, perlindungan dan tuntunan lahir batin. Sebab, umat Hindu mempercayai di hari itu para dewa turun ke bumi hanya sampai tengah hari.
Peringatan Hari Raya Galungan biasanya dilakukan dengan serangkaian kegiatan. Mulai dari Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajan, Penampahan, Raya Galungan, Umanis Galungan, Pemaridan Guru, Ulihan, Pemacekan Agung, Kuningan, hingga Pegat Wakan.
Sedangkan pada Hari Raya Kuningan, nasi kuning menjadi ciri khas perayaan tersebut. Bahkan, umat Hindu juga akan melalukan Mesuryak atau bersorak.
ADVERTISEMENT
(Rav)