Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Nasib dan Takdir dalam Pandangan Islam
7 Maret 2023 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Nasib dan takdir merupakan salah satu ketetapan Allah SWT. Namun, adakah perbedaan nasib dan takdir dalam agama Islam?
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Glokalisasi: Islam Banjar, Nusantara dan Dunia karya Mujiburrahman, kedua kata itu sama-sama berasal dari bahasa Arab. Nasib berasal dari kata nashib yang artinya bagian atau jatah, sedangkan takdir berasal dari kata taqdir yang artinya menentukan ukuran.
Lantas, apa perbedaan di antara kedua istilah tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Perbedaan Nasib dan Takdir dalam Islam
Ajaran Islam mengenal istilah qada dan qadar. Merujuk pada Sumber Belajar Kemendikbud RI, qadha adalah ketetapan Allah SWT sejak zaman azali atau sebelum diciptakannya alam semesta.
Sementara qadar adalah perwujudan dari qadha dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak Allah SWT. Qadar Allah itulah yang kemudian dikenal dengan istilah takdir.
Jika diibaratkan, qadha adalah ‘rencana’, sedangkan qadar adalah ‘perwujudan’ atau kenyataan yang terjadi. Lalu, nasib adalah bagian dari qadar Allah.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Dian Nafi dalam buku Seberapa Beruntung Kamu?, ada dua jenis nasib, yakni nasib baik dan buruk. Namun, bukan berarti manusia harus pasrah dengan nasib yang dialaminya.
Nasib hendaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menjalani hidup ke depannya. Misalnya, saat seseorang mendapat nasib buruk, maka orang tersebut tidak boleh berputus asa.
Mereka harus terus berusaha sambil berdoa agar diberikan kekuatan menghadapi ujian Allah. Dan saat mendapat nasib baik, maka seseorang harus bersyukur.
Dan yang terpenting, apapun nasib yang diperoleh, manusia harus selalu mengerjakan amal-amal kebaikan dan berserah diri kepada Allah SWT.
Macam-Macam Takdir
Ada dua macam takdir dalam Islam, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Berikut perbedaan kedua takdir tersebut berdasarkan buku Bebas Tes Surga atau Neraka? karya Muh. Akbar Nasrulah:
ADVERTISEMENT
1. Takdir Muallaq
Ini adalah takdir yang masih digantungkan pada ikhtiar atau usaha manusia. Artinya, takdir yang telah ditetapkan oleh Allah ini dapat diubah sesuai dengan usaha manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Contohnya, apabila seseorang ingin pintar atau kaya, maka keinginan tersebut bisa didapat apabila ada usaha yang diiringi dengan doa kepada Allah SWT.
2. Takdir Mubram
Ini adalah takdir yang sifatnya sudah tidak bisa diubah oleh manusia dengan usaha apa pun. Salah satu contohnya adalah kematian, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 34:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Artinya: Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
ADVERTISEMENT
(NSA)