Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Output dan Outcome beserta Contohnya dalam Satuan Organisasi
12 Oktober 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masyarakat awam sering salah memahami perbedaan output dan outcome. Kedua istilah ini merupakan indikator keberhasilan kinerja yang biasa digunakan dalam satuan organisasi.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pendekatan Program Berbasis Spasial susunan Djuang Fajar (2020), output didefinisikan sebagai barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu intervensi. Dengan kata lain, output merupakan produk dari proyek yang direncanakan.
Sementara outcome merupakan suatu keadaan operasional yang baru dicapai setelah suatu organisasi memiliki kemampuan atau kapasitas untuk menjalankan programnya. Outcome baru didapatkan setelah berfungsinya suatu sistem output.
Baik output maupun outcome sama-sama membawa pengaruh terhadap efisiensi kinerja suatu organisasi. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang perbedaan output dan outcome selengkapnya.
Perbedaan Output dan Outcome
Perbedaan output dan outcome bisa dipahami melalui definisi masing-masing. Dirangkum dari buku Kewirausahaan Sosial susunan Muhammad Setiawan, dkk (2022), berikut penjelasannya:
1. Output
Istilah output kerap diterjemahkan sebagai keluaran, produksi, atau hasil. Dalam satuan organisasi, output dikenal juga dengan istilah luaran.
ADVERTISEMENT
Indikator output dapat tercapai melalui kegiatan fisik atau nonfisik. Indikator ini merupakan gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan.
Dalam sektor publik, output lebih sulit diukur dibandingkan dengan input karena output dapat memiliki dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dalam sektor swasta, output hanya memiliki nilai pasar, sehingga dapat lebih mudah dievaluasi.
Untuk mengevaluasi output, kita harus menetapkan beberapa indikator terlebih dahulu. Indikator ini nantinya disesuaikan kembali dengan kebijakan dan aturan yang diterapkan dalam suatu organisasi.
2. Outcome
Outcome melaporkan hasil dari program-program dan layanan-layanan. Dikutip dari buku Capacity Building susunan Dr. Bambang Santoso, dkk., indikator outcome memiliki aspek kuantitatif dan kualitatif.
Di kantor atau perusahaan, contoh indikator outcome dapat dilihat dari jumlah individu yang dipekerjakan selama enam bulan dalam program job training. Hasilnya dapat ditentukan, apakah mereka menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pengukuran outcome mempertimbangkan seberapa baik sesuatu hal dilakukan. Outcome dikaitkan dengan misi keseluruhan dari sebuah organisasi atau sebuah program dan mengindikasikan kemajuan yang telah dilakukan menuju pencapaian misi dan tujuan.
Outcome bukanlah indikator mengenai apa yang dilakukan oleh program (output), melainkan menjabarkan konsekuensi dari apa yang telah dilakukan oleh program. Beberapa contoh yang menggambarkan perbedaan output dan outcome disajikan melalui data penegak hukum.
Jumlah tahanan yang dibebaskan dari penjara (output) tidak sama dengan persentase tahanan yang dibebaskan dan mengalami penerimaan yang sukses di masyarakat (outcome). Ini berkaitan erat dengan stigma negatif yang dimiliki masyarakat terhadap mantan narapidana.
(MSD)