Perbedaan Recycle dan Upcycle dalam Pengolahan Sampah, Seperti Apa?

Ilustrasi daur ulang kemasan susu kental manis Foto: Shutter Stock

Istilah recycle dan upcycle sering digunakan dalam proses daur ulang barang berkas dan sampah. Namun, tahukah Anda apa perbedaan recycle dan upcycle dalam pengolahan sampah?

Mengutip buku Stop Stressing Start Living karya Elisabeth Murni (2018), recycle adalah proses mendaur ulang benda yang sudah tidak dipakai lagi. Proses ini memakan waktu yang cukup lama karena harus mengolah kembali barang-barang tersebut menjadi suatu barang baru yang bermanfaat.

Sedangkan upcycle adalah proses menjadikan suatu benda yang tidak dipakai menjadi barang baru yang memiki nilai fungsi dan jual. Proses ini tidak memerlukan daur ulang, namun membutuhkan kreativitas yang tinggi.

Ada banyak contoh barang tak terpakai yang dapat diubah menjadi barang baru lewat proses recycle dan upcycle. Agar lebih paham, simaklah perbedaan recycle dan upcycle selengkapnya dalam artikel berikut.

Perbedaan Recycle dan Upcycle

Ilustrasi daur ulang sampah. Foto: Dok. Paxel

Bagi orang awam, proses recycling dan upcycling sekilas tampak sama. Sebab, keduanya digunakan untuk mengurangi jumlah sampah dan benda-benda yang sudah tak terpakai lagi.

Anda bisa memahami perbedaan di antara keduanya dengan memahami definisi dan proses pengolahannya. Berikut penjelasannya dirangkum dari laman Diversitech Global:

1. Recycle

Sejatinya, recycle dilakukan dengan cara mendaur ulang bahan-bahan lama menjadi barang baru yang bisa digunakan. Ini mencakup barang-barang seperti kaleng, plastik, kertas, dan logam.

Peneliti telah membuktikan bahwa proses recycle bisa berkontribusi pada pengurangan polusi, penghematan energi penambangan dan transportasi jarak jauh, serta konservasi sumber daya.

Proses ini umumnya memakan waktu yang cukup lama karena barang-barang tersebut harus dibawa ke pabrik daur ulang terlebih dahulu. Lalu, barang disortir berdasarkan jenis dan materialnya.

Selepas itu, barang akan dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, diproses, dan dibentuk menjadi bahan baku baru. Nantinya, bahan baku tersebut diubah menjadi produk baru yang bermanfaat.

Ada banyak bahan-bahan yang bisa didaur ulang, mulai dari kertas (koran, kardus, majalah, buku), plastik, kaca, logam, kaleng (timah, alumunium, baja), beton, plastik, tekstil, kayu, kaca, dan lainnya.

Ilustrasi daur ulang kemasan susu kental manis Foto: Shutter Stock

2. Upcycle

Berbeda dengan recycle, upcycle justru tidak ada hubungannya dengan proses daur ulang industri. Sebab, proses ini dilakukan dengan mengubah suatu barang bekas tak terpakai menjadi barang baru yang lebih bermanfaat.

Dijelaskan dalam laman Forgere Cycling, barang-barang yang bisa diproses secara upcycle biasanya berupa barang bekas seperti baju, kain perca, kaleng, wadah, koran, kardus, sampah plastik, baliho, dan lain-lain.

Beberapa furnitur di rumah juga bisa Anda poles lagi menggunakan teknik upcycle demi mendapatkan tampilan yang baru. Bisa dengan dicat dan ditambah pegangan baru.

Namun, sering kali upcycle dilakukan dengan mengubah fungsi barang lama secara total. Barang bekas tersebut biasanya digunakan kembali untuk menjalankan fungsi yang sangat berbeda.

Contohnya adalah botol plastik yang semula digunakan sebagai tempat minum justru diubah menjadi berbagai macam barang yang bermanfaat seperti pelindung wajah, pot tanaman, kaleng penyiram, lampu, tempat makan burung, tempat pencil, dan lain-lain.

Mau tampil keren sekaligus peduli lingkungan? Yuk, dapatkan Tas Baliho Reborn sekarang di kum.pr/merchandise!

(MSD)