Konten dari Pengguna

Perbedaan Silaturahmi dan Silaturahim, Mana yang Lebih Tepat?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 Mei 2022 16:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi silaturahmi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Silaturahmi atau silaturahim menjadi tradisi yang kerap dilakukan umat Muslim saat menyambut Lebaran. Saat Idul Fitri tiba, biasanya umat Muslim akan menyambung tali silaturahim dengan tetangga, sahabat, dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya agar senantiasa bersilaturahim dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Anjuran ini ditegaskan dalam beberapa hadits, salah satunya yang berbunyi:
Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara.” (HR Bukhari)
Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa silaturahmi dan silaturahim adalah dua kata yang berbeda. Apa perbedaan silaturahmi dan silaturahim? Manakah kata yang lebih tepat? Simak penjelasannya berikut ini.

Perbedaan Silaturahmi dan Silaturahim

Ilustrasi silaturahmi. Foto: Pexels
Kata silaturahmi kerap dikaitkan dengan kegiatan saling mempererat tali persaudaraan dan kekerabatan. Padahal, penyebutan kata silaturahmi untuk mewakili hal tersebut adalah kesalahan.
Mengutip buku Catatan Ramadhan Kumpulan Esai tulisan Kholid A. Harras, merujuk pada asal katanya, istilah yang tepat untuk menggambarkan “saling mempererat tali persaudaraan antarsesama” bukan silaturahmi, melainkan silaturahim.
ADVERTISEMENT
Kedua istilah tersebut memang memiliki huruf penyusun yang sama. Perbedaan silaturahmi dan silaturahim terletak pada akhiran katanya saja. Namun, justru itulah yang memengaruhi arti keduanya.
Dalam bahasa Arab, kata “silah” memiliki arti menyambungkan. Sedangkan, kata “rahmi” artinya rasa nyeri yang timbul pada saat seorang ibu melahirkan. Jadi, silaturahmi bukan berarti menyambung tali persaudaraan, melainkan penghubung uterus (tali pusar yang menghubungkan ibu dan anak).
Sedangkan, kata “rahim” pada istilah silaturahim bermakna kasih sayang. Dengan demikian, kata silaturahim mengandung arti hubungan kasih sayang. Inilah hubungan yang harus senantiasa dijaga oleh kaum Muslimin.

Keutamaan Silaturahim

Ilustrasi silaturahmi. Foto: Pexels
Seperti yang dijelaskan, sudah digariskan bagi umat Muslim untuk senantiasa bersilaturahim satu sama lain. Bahkan, menjaga silaturahim dengan orang yang sudah berbuat zalim pun sangat dianjurkan. Rasulullah bersabda:
ADVERTISEMENT
Sambunglah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.” (HR Ahmad)
Hal itu tak lepas dari betapa mulianya aktivitas bersilaturahim. Rasulullah SAW dalam banyak hadits menyampaikan keutamaan silaturahim sebagai salah satu amalan utama. Berikut beberapa di antaranya yang dikutip dari buku Fadilah Silaturahim tulisan Hafidz Muftisany.

1. Dijauhkan dari Neraka

Orang-orang yang menjalin tali silaturahim akan dijauhkan dari neraka, seperti yang tertuang dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mendekatkan Diri kepada Allah

Silaturahim merupakan amalan yang bisa mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah. Apalagi jika niat untuk menjalankan silaturahim semata-mata karena Allah Ta’ala. Sebagaimana bunyi hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk, sehingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata, ‘Ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.’ Dia berfirman, ‘Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?’ Ia menjawab, ‘Iya’. Dia berfirman, ‘Itulah untukmu.’

3. Panjang Umur

Allah juga akan melapangkan rezeki dan memperpanjang umur umat-Nya yang menjalin silaturahim. Hal itu tertuang dalam hadits berikut:
Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa ingin dilapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari)
(ADS)