Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Sunni dan Syiah dalam Ajaran Islam
1 Oktober 2021 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perbedaan Sunni dan Syiah kerap menjadi persoalan hingga memicu konflik antarumat Islam. Konflik ini bermula dari persoalan yang berhak memimpin umat Islam pascawafatnya Nabi Muhammad SAW .
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sunni dan Syiah: Mustahil Bersatu karya Kholili Hasib, perpecahan itu terjadi karena ketika beliau wafat sebelum sempat menunjuk seorang pengganti untuk memimpin umat Muslim . Sehingga muncul perdebatan siapa yang pantas menjadi pemimpin agama Islam yang ketika itu masih baru dan berkembang pesat.
Hingga akhirnya, Islam terpecah menjadi beberapa kelompok, seperti Sunni, Syiah, Khawarij, Mu'tazilah dan masih banyak lainnya. Kelompok-kelompok ini semakin berkembang dan melahirkan kelompok baru, begitu seterusnya hingga akhir zaman.
Perbedaan Sunni dan Syiah
Syiah dalam buku Ensiklopedi Sunnah dan Syiah Jilid 1 oleh Prof. Dr. Ali Ahmad As-Salus, yaitu kelompok aliran atau paham yang mengidolakan Ali bin Abi Thalib beserta keturunannya sebagai Imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Sunni dimaknai sebagai ahli sunnah yang berkelompok. Dengan kata lain, umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan menganut mayoritas.
Selain berbeda keyakinan terhadap siapa yang layak menjadi pemimpin Islam, adapula beberapa perbedaan lainnya yang dilansir dari buku Beda Mazhab, Satu Islam oleh Umar Shihab, yaitu:
Perbedaan Sunni dan Syiah yang paling mendasar adalah terkait dengan masalah keimanan. Dalam ajaran Sunni, seseorang dikatakan beriman jika telah memenuhi enam rukun, antara lain: iman kepada Allah; iman kepada malaikat-malaikat-Nya; Iman kepada kitab-Nya; Iman kepada rasul-Nya; iman kepada hari kiamat; dan Iman kepada qada dan qadar.
Sedangkan dalam ajaran Syiah, seseorang dikatakan beriman jika telah memenuhi lima rukun, yaitu At-Tauhid, An Nubuwwah, Al Imamah, Al Adlu, dan Al Ma’ad (kiamat).
ADVERTISEMENT
Selain pada rukun iman, perbedaan Sunni dan Syiah juga terdapat pada rukun Islamnya. Dalam ajaran Sunni, seseorang dikatakan Islam jika telah memenuhi lima rukun, yaitu: membaca dua kalimah syahadat, mengerjakan shalat, puasa, berzakat, dan menunaikan haji.
Sedangkan dalam ajaran Syiah, seseorang dikatakan Islam jika telah menunaikan lima rukun yang berbeda, yaitu mengerjakan sholat, mengerjakan puasa, menunaikan zakat, haji, dan al wilayah.
Syahadat orang Sunni dan Syiah juga berbeda. Syahadat orang sunni hanya terdiri dari dua kalimat, yakni: “Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.”
Sementara, syahadat orang syiah terdiri dari tiga kalimat. Di mana dua kalimat pertama sama dengan syahadat Sunni dan satu kalimat terakhir adalah kalimat yang berisi kesaksian iman mereka terhadap 12 imam yang diyakini memiliki kemaksuman.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Sunni dan Syiah juga terdapat pada cara pandang mereka terhadap kemaksuman (kesucian) imam. Sunni berpendapat, imam adalah manusia biasa yang bisa saja melakukan dosa dan kesalahan.
Sedangkan Syiah beranggapan bahwa 12 imam yang mereka agungkan bersifat maksum atau suci, sama halnya seperti sifat maksum para nabi dan rasul.
Syiah sangat membenci istri Rasulullah, Aisyah RA dan para sahabatnya kecuali Ali bin Abi Thalib. Tak jarang bahkan mereka melaknat dan memfitnahnya.
Hal ini jelas berbeda dengan Sunni yang meyakini Aisyah termasuk Ummahatul Mukminin dan semua sahabat Nabi SAW termasuk golongan yang mulia.