Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Periodisasi Sejarah Peradaban Islam, dari Periode Klasik hingga Modern
8 September 2021 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Islam terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Agama Islam turut mendorong munculnya suatu kebudayaan yang kemudian dinamakan Peradaban Islam.
ADVERTISEMENT
Dinasti dan kerajaan Islam berdiri lalu berkembang pesat di beberapa pusat kota. Peninggalan dinasti Islam berupa ilmu pengetahuan, barang temuan, dan lainnya cukup berpengaruh dalam peradaban modern saat ini.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI SMA, secara umum, peradaban Islam dapat dibagi menjadi tiga periode besar, yakni klasik, pertengahan, dan modern. Ketiganya memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang periodisasi sejarah peradaban Islam yang bisa Anda simak.
Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Seperti yang disebutkan di awal, secara umum peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode besar yakni klasik, pertengahan, dan modern. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Periode Klasik
Periode klasik dibagi ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M). Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi.
ADVERTISEMENT
Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam kemudian meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di belahan Barat. Lebih lanjut, perluasan ini menyentuh Persia hingga ke India di belahan Timur.
Mengutip buku Sejarah Peradaban Islam karya Syamruddin Nasution, pada masa ini, ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol seperti Cordoba dan Granada. Beberapa bangunan dengan arsitektur megah juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini. Antara lain Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258. Kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.
2. Periode Pertengahan
Sama halnya dengan periode klasik, peradaban Islam pada periode pertengahan juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat.
Di fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
ADVERTISEMENT
Pada fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M), perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang.. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan besar mendapat banyak tekanan.
Kekuatan militer dan politik pun menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte).
3. Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam yang mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era kontemporer.
(MSD)