Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Peristiwa 12 November 1945, Jenderal Sudirman Diangkat Sebagai Panglima
12 November 2020 10:36 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
12 November merupakan tanggal di mana salah satu pahlawan Nasional, yakni Jenderal Sudirman , dipilih sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pertama. Kala itu, usianya terbilang masih cukup muda, yakni 33 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, Jenderal Sudirman membuktikan bahwa kualitas dirinya sebagai pejuang-lah yang mampu membawanya menjadi orang nomor satu di angkatan perang tersebut.
Pada 12 November 1945 atau kurang lebih dua bulan setelah kemerdekaan, para pemuda komandan divisi dan resimen Tentara Keamanan Rakyat (TKR) se-Jawa dan Sumatera berkumpul di daerah Gondokusuman, Yogyakarta. Mereka menggelar rapat untuk memutuskan siapa yang pantas memegang tampuk kepemimpinan tertinggi angkatan perang Indonesia.
Saat itu, kongres dipimpin oleh Kepala Staf Umum TKR, Urip Sumoharjo. Perundingan tidak berjalan mulus karena anggota rapat berebutan untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing. Karena menemui jalan buntu, pemilihan panglima pun dilakukan melalui pemungutan suara.
Tokoh-tokoh yang dicalonkan sebagai panglima kala itu adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX (tidak punya pengalaman militer sama sekali), Nasir (mantan pelaut yang pernah bekerja di Angkatan Laut Jepang), Wijoyo Suryokusumo, GPH Purwonegoro, Laksamana M Pardi (Kepala TKR Laut), Suryadi Suryadarma, Sudirman (komandan resimen TKR Banyumas) dan juga Urip Sumoharjo.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil pemilihan awal, hanya tersisa dua nama, yakni Sudirman dan Urip Sumoharjo. Sudirman akhirnya unggul dengan 23 suara, mengalahkan Urip Sumoharjo yang hanya meraih 21 suara.
Mengutip buku The Road to Power: Indonesian Military Politics karya Ulf Sundhaussen, awalnya Urip berharap menang dalam pemilihan itu, karena ia lebih tua dari Sudirman yang kala itu masih berusia 33 tahun. Namun, latar belakang militer sebagai seorang bekas opsir KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) membuatnya dicurigai oleh banyak perwira TKR yang lebih muda.
Di sisi lain, kesuksesan Sudirman memimpin pasukan Indonesia dalam pertempuran Ambarawa yang dapat memukul mundur Inggris makin mengukuhkan keunggulannya.
Meski demikian, Sudirman tidak langsung diangkat sebagai Panglima . Beliau baru diangkat sebagai Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945, sedangkan Urip Sumoharjo menjadi Kepala Staf, jabatan yang satu tingkat lebih rendah dari Panglima.
ADVERTISEMENT
(ERA)