Konten dari Pengguna

Prinsip Persaudaraan dalam Islam yang Wajib Dipahami Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 September 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Persaudaraan dalam Islam foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Persaudaraan dalam Islam foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Prinsip persaudaraan dalam Islam sangat penting untuk dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, persaudaraan merupakan tuntutan syara’ sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran:
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat,” (Al-Hujurat: 10)
Mengutip buku Humanisasi Pendidikan Pesantren-Rajawali Pers tulisan Musthofa (2021), nilai persaudaraan dalam humanisme Islam didasarkan pada kebaikan (al-birr) dan kasih sayang (al-rah’mah). Buktinya bisa dilihat dari rasul dan para pengikutnya yang sangat menyayangi sesama.
Agar lebih memahami prinsip persaudaraan dalam Islam, mari simak pembahasan di bawah ini.
Ilustrasi Persaudaraan dalam Islam foto: Unsplash

Prinsip Persaudaraan dalam Islam

Prinsip persaudaraan dalam Islam didasarkan pada pandangan bahwa dalam hal fithrah, semua manusia adalah sama. Manusia memang memiliki latar belakang, kebangsaan, etnis, jenis kelamin, dan budaya yang berbeda-beda, namun mereka tetap memiliki persamaan unsur dari segi asal usul, proses, kebutuhan hidup, dan nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari buku Studi Islam Komprehensif yang ditulis oleh Prof. Dr. Abuddin Nata, Ma. (2015), konsep persaudaraan yang bersifat basyariyah atau kemanusiaan akan melahirkan sikap gotong royong, tolong-menolong, toleransi, dan kasih sayang di antara sesama manusia. Allah SWT berfirman:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya,” (QS. al-Maidah (5) : 2).
Dengan mempertahankan nilai persaudaraan, manusia dapat mengetahui hak sesama sehingga bisa menghindari perbuatan aniaya terhadap yang lain. Jalinan persaudaraan ini juga membuat manusia tidak akan bersikap egois ketika berinteraksi dengan sesama.
Dengan kata lain, membangun persaudaraan dalam Islam merupakan nilai kemanusiaan unggul yang dirajut demi memelihara kestabilan di lingkungan masyarakat.
Ilustrasi Persaudaraan dalam Islam foto: Unsplash

Sikap yang Diharamkan dalam Persaudaraan

Mengutip buku Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia tulisan Prof. Dr. Raghib As-Sirjani (2010), Allah mengingatkan secara tegas setiap perbuatan yang dapat merusak persaudaraan dalam Islam, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Bersikap Sombong
Allah mengharamkan sikap sombong atau terlalu membangga-banggakan. Sebagaimana tercatat dalam Al-Hujurat 11 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain (karena) boleh jad wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok).” (Al-Hujurat:11)
2. Menampakkan Aib dan Membanggakan Keturunan
Allah melarang umat Muslim untuk menampakkan aib dan saling membangga-banggakan keturunan. Seperti tercatat dalam firman Allah Ta’aala:
“Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim,” (Al-Hujurat:11)
ADVERTISEMENT
3. Ghibah dan Gosip
Umat Muslim diharamkan untuk ghibah atau bergosip karena hal itu bisa meruntuhkan tali persaudaraan dalam Islam. Seperti dikatakan dalam firman Allah:
Hai orang-orang yang percaya, jauhilah dari kebanyakan orang, jangan salah menilai itu adalah kesalahan dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah bahagiakan sebahagian dari kamu.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang," (Al-Hujurat:12)
(GTT)