Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Profil Ajip Rosidi, Sastrawan Kebanggaan Tanah Air
30 Juli 2020 9:44 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar duka menyelimuti dunia sastra Indonesia menyusul meninggalnya Ajip Rosidi di usia 82 tahun. Pria yang juga suami dari aktris Nani Wijaya tersebut mengembuskan napas terakhirnya di RS Tidar Magelang, Rabu (29/7), pukul 22.30.
ADVERTISEMENT
Ajip Rosidi merupakan sastrawan, budayawan, penulis , dosen, dan pendiri Yayasan Kebudayaan Rancage. Kariernya di dunia sastra sudah dimulai sejak kecil. Ketika berusia 12 tahun, tulisannya sudah dimuat dalam ruang anak-anak. Saat duduk di bangku SMP, dirinya juga sudah menerbitkan dan menjadi editor majalah Suluh Pelajar.
Pria kelahiran Jatiwangi, Jawa Barat itu menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi dan SMP Negeri VIII Jakarta. Ajip tak pernah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Namun berkat kemampuannya, dia dipercaya mengajar di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran pada 1967-1970.
Tak hanya itu, Ajip juga berhasil menjadi guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku, Jepang. Dirinya juga mengajar di Tenri Daigaku (1982-1994) dan Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996). Pada Januari 2011, Ajip berhasil meraih gelar Doktor Honoris Causa bidang Ilmu Budaya di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran.
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, Ajip juga sudah berpengalaman dengan dunia penerbitan. Setelah menerbitkan majalah Suluh Pelajar, dirinya kembali mendirikan dan memimpin redaksi serta penerbit. Di antaranya adalah redaksi Mingguan Sunda, redaksi Budaya Jaya, penerbit Pustaka Jaya, penerbit Kiwari, Cupumanik, dan lainnya.
Ajip juga sempat terpilih menjadi ketua IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia. Kemudian, dia juga menjadi anggota DKJ, BMKN, LBBS, hingga PP-SS. Berbagai peran itu ia jalani sebelum menjadi guru besar dan mengajar di Jepang.
Pada 1989, Ajip memberikan Hadiah Sastera Rancage secara pribadi yang akhirnya dilanjutkan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage miliknya.
Lalu pada 2008, karya Ajip dibukukan oleh sejumlah sastrawan dengan judul 'Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun'. Buku tersebut merupakan bentuk apresiasi atas karya emas yang dibuat Ajip sejak dulu.
ADVERTISEMENT
Usai pensiun, Ajip tinggal di desa Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Di sana, dirinya tetap aktif mengelola lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancage yang merupakan bikinannya dan Pusat Studi Sunda.
Kini, Ajip Rosidi harus meninggalkan dunia sastra Indonesia. Dikutip dari kumparanNEWS, pria kelahiran 1938 itu meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Tidar Magelang selama seminggu. Sebelum meninggal, dirinya sempat pingsan lantaran terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kabupaten Magelang.
(GTT)