Profil Benyamin Sueb yang Menjadi Google Doodle Hari Ini

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
22 September 2020 9:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Google Doodle Benyamin Sueb. Foto: Dok. Google
zoom-in-whitePerbesar
Google Doodle Benyamin Sueb. Foto: Dok. Google
ADVERTISEMENT
Google Doodle hari ini, Selasa (22/9) menampilkan gambar almarhum Benyamin Sueb lengkap dengan kebudayaan khas Betawi yang menjadi ciri khasnya. Ia digambarkan mengenakan kaos putih lengkap dengan peci dan sarung yang terselempang di leher.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, huruf "O" direpresentasikan dengan gambar roll film dan kompor minyak tanah yang berasap. Ini menggambarkan kiprah Benyamin Sueb dalam dunia perfilman Indonesia.
Sedangkan kompor merujuk pada salah satu lagu populer yang ia ciptakan, yakni Kompor Meleduk. Huruf "G" dibuat menjadi bentuk alat musik tanjidor khas Betawi. Sedangkan huruf "L" ditampilkan dengan gambar ondel-ondel.
Hari ini, Selasa (22/9) bukan tanggal kelahiran atau wafatnya Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Sueb. Namun, pada 22 September 2018 lalu, Jakarta meresmikan Taman Benyamin Sueb sebagai pusat budaya Betawi. Itulah sebabnya Google Doodle hari ini menampilkan sosok Benyamin.
Ini menunjukkan betapa melegendanya Bang Ben, tidak hanya untuk masyarakat Betawi, tetapi juga seluruh warga Indonesia. Nah, berikut adalah profil Bang Ben, sang seniman Betawi:
ADVERTISEMENT

Menjadi Pengamen Saat Masih Kecil

Lukisan Benyamin Sueb. Foto: Ferio Pristiawan/kumparan
Benyamin Sueb lahir di Batavia, pada 5 Maret 1939. Ia lahir dari keluarga yang sederhana. Sejak berusia tiga tahun, Benyamin mengamen keliling kampung. Ini dilakukannya untuk menyambung hidup keluarga yang kondisi ekonominya tidak menentu paska menginggalnya sang ayah.
Benyamin dan saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Dengan alat musik rombeng tersebut, mereka sering menyanyi membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.

Darah Seni Mengalir di Tubuhnya

Aksi Benyamin yang atraktif dan sifatnya yang humoris membuat teman dan orang-orang di sekitarnya terhibur. Ini bukanlah hal yang mengherankan, mengingat dua engkong Bang Ben, yaitu Saiti merupakan peniup clarinet. Sedangkan Haji Ung merupakan pemain teater rakyat pada zaman kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT

Duet Dengan Ida Royani

Benyamin Sueb dan Ida Royani
Bang Ben mulai eksis di dunia musik Tanah Air setelah bergabung dengan kelompok musik Gambang Kromong Naga Mustika. Di grup inilah ia bertemu dengan Ida Royani yang kemudian menjadi pasangan duetnya.
Tukang Kridit yang menjadi album perdana Bang Ben dan Ida Royani meledak di pasaran. Beberapa lagu mereka, Begini-Begitu, Di Sini Aje, dan Hujan Gerimis amat familiar di telinga penikmat musik Tanah Air hingga sekarang. Mereka juga beradu peran di film Benyamin Biang Kerok dan Tarsan Kota.

Seniman Produktif

Pemeran Babeh dalam serial Si Doel ini telah membintangi lebih dari 50 judul film dan menyanyikan lebih dari 80 lagu. Beberapa penghargaan juga telah ia terima.
ADVERTISEMENT
Pada 1973, Bang Ben mendapat penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia melalui film Intan Berduri. Kemudian pada 1977, Bang Ben meraih penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik lewat film Si Doel Anak Modern di ajang yang sama.
Di tahun 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma atas jasa-jasa Bang Ben terhadap perkembangan kebudayaan nasional.
Terbukti, meski telah wafat pada 5 September 1995 lalu, karya-karya Benyamin Sueb tetap abadi dikenang. Ia juga turut menjadi panutan bagi para seniman dan komedian generasi setelahnya.
(ERA)