news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Profil BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
BJ Habibie di Sidang Tahunan MPR Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
BJ Habibie di Sidang Tahunan MPR Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Presiden ke-3 RI, BJ Habibie merupakan tokoh panutan bangsa Indonesia. Beliau dipandang sebagai sosok yang cerdas dan banyak berkontribusi untuk negara, khususnya di bidang teknologi penerbangan. Kontribusinya pun membuat BJ Habibie menyandang gelar Bapak Teknologi Indonesia.
ADVERTISEMENT
BJ Habibie yang bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan keturunan Jawa dan juga Makassar. Pada 1954, beliau menempuh pendidikan teknik mesin di Institut Teknologi Bandung.
Namun pada 1955, Habibie memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Jerman. Tepatnya di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule dengan jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisai Konstruksi Pesawat Terbang.
Pada 1962, Habibie menikahi Hasri Ainun Besari yang merupakan teman semasa SMA. Lalu, ia tinggal bersama Ainun di Jerman sambil bekerja dan kuliah. Habibie menyelesaikan studi S3 pada 1965 dan meraih gelar doctor-ingenieur dengan predikat summa cum laude.
Setelah lulus, Habbie bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) di Hamburg. Empat tahun kemudian, Habibie sukses menyandang jabatan Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB. Dia juga menjadi Penasihat Senior di bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB.
ADVERTISEMENT
Selama bekerja di Jerman, Habibie mendapat kedudukan terhormat berkat kecerdasannya. Dirinya pun sempa menyumbang berbagai hasil penelitian seperti rumusan teori Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie Method.
BJ Habibie. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Pada 1968, Habibie merekomendasikan 40 insinyur Indonesia untuk bekerja di MBB. Dan pada 1973, Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo untuk membujuk Habibie pulang dan berkarier di Indonesia. Akhirnya, Habibie pun kembali ke Tanah Air.
Setelah pulang, Habibie diangkat menjadi penasihat pemerintah di bidang tekologi pesawat terbang dan teknologi tinggi. Namun, dirinya masih sering kembali ke Jerman karena masih memegang jabatan di MBB.
Pada 1998, Habibie diangkat sebagai Presiden RI, menggantikan Soeharto yang memutuskan mundur. Selama era pemerintahanya, Habibie berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dolar. Beliau juga melahirkan UU Otonomi daerah dan membebaskan aspirasi rakyat.
ADVERTISEMENT
Masa jabatan Habibie berakhir pada 1999. Salah satu penyebab lengsernya adalah lepasnya Timor Timur dari daftar provinsi di Indonesia. Masyarakat Timor Timur memilih untuk membentuk negara baru.
Setelah jabatannya berakhir, Habibie dan Ainun lebih sering tinggal di Jerman. Namun di era pemerintahan SBY, beliau kembali aktif menjadi penasehat presiden.
Pada 22 Mei 2010, Ainun meninggal dunia akibat kanker ovarium yang dideritanya. Sebagai bentuk cinta, Habibie pun menuliskan kisah cintanya degan Ainun melalui buku yang berjudul Habibie & Ainun.
Tahun lalu, tepatnya pada 11 September 2019, BJ Habibie menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta. Beliau meninggalkan dunia dalam usia 83 tahun karena faktor usia dan gagal jantung.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, BJ Habibie dikenang sebagai sosok yang cerdas serta berjasa pada Indonesia. Habibie juga dikenal sebagai pribadi yang romantis dan setia lewat kisah cintanya dengan Ainun.
(GTT)