Profil BJ Habibie, Sosok dengan Julukan Mr. Crack yang Disegani Dunia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
BJ Habibie. Foto: www.instagram.com/b_jhabibie.
zoom-in-whitePerbesar
BJ Habibie. Foto: www.instagram.com/b_jhabibie.
ADVERTISEMENT
Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab dipanggil BJ Habibie adalah Presiden Republik Indonesia ketiga. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden ketujuh Indonesia menggantikan Try Sutisno.
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke dunia politik, Habibie dikenal sebagai seorang profesor dan ilmuwan dalam bidang teknologi aviasi. Semasa hidupnya, Habibie telah berkontribusi banyak bagi negara, terutama di bidang penerbangan. Itu sebabnya beliau mendapat julukan seperti Bapak Teknologi Indonesia dan Mr. Crack.
Wafatnya BJ Habibie pada 11 September 2019 lalu masih meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini. Untuk mengenang sosoknya tepat pada hari lahirnya, 25 Juni, simak profil BJ Habibie berikut ini.

Latar Belakang Keluarga BJ Habibie

BJ Habibie atau yang kerap disapa Rudy oleh keluarga dekatnya lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.
ADVERTISEMENT
Sang ibu merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Yogyakarta, sedangkan ayahnya berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo. Marga ‘Habibie’ yang disandangnya merupakan salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala’a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo.
Sementara itu, kakek BJ Habibie merupakan seorang pemuka agama serta salah satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor kala itu. Keluarga besar Habibie di Gorontalo dikenal gemar beternak sapi, memiliki banyak kuda, dan mempunyai perkebunan kopi.

Karier dan Pendidikan

BJ Habibie. Foto: AFP PHOTO / BARBARA WALTON
Tak lama setelah ayahnya meninggal dunia pada tahun 1950, BJ Habibie pindah ke Bandung untuk melanjutkan studinya. Semasa SMA, prestasi beliau mulai menonjol, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta.
Setelah lulus SMA pada 1954, ia meneruskan pendidikannya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung. Namun, Habibie tak menyelesaikan S-1 nya di sana karena mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman.
ADVERTISEMENT
Beliau melanjutkan pendidikan studi Teknik Penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhen Westfalen Aachen Tehnische Hochscule (RWTH) Jerman. Sambil kuliah, Habibie bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman Barat.
Ayah dari Ilham Akbar Habibie ini mendapat gelar diploma insinyur pada 1960. Dengan gelar insinyurnya tersebut, Habibie kemudian bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api di Jerman. Di sana, ia mengaplikasikan cara-cara konstruksi membuat sayap pesawat terbang.
Tak puas dengan gelar insinyurnya, Habibie kembali meneruskan pendidikannya di Technische Hoschule Die Facultaet Fuer Maschinenwen Aschean. Di sana, beliau mendapat gelar doktor insinyur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Tahun 1967, BJ Habibie menjabat sebagai profesor kehormatan (Guru Besar) di ITB. Julukan “Mr. Crack” didapat setelah menemukan rumus yang ia namai “Faktor Habibie” untuk menghitung keretakan (crack propagation on random) sampai ke atom-atom pesawat terbang.
ADVERTISEMENT

Pernikahan

Habibie dan Ainun. Foto: AFP/OKA BUDHI
Tak hanya dikenal atas jasanya bagi teknologi Indonesia, kisah cinta BJ Habibie dan Istrinya, Hasri Ainun Besari, juga menjadi sorotan. Kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak masih remaja, saat keduanya masih duduk di sekolah menengah atas.
Kala itu, mereka merupakan siswa yang cerdas di kelasnya masing-masing. Kecerdasan mereka itu dijadikan bahan guyonan oleh gurunya yang “menjodoh-jodohkan” keduanya. Siapa sangka, candaan sang guru kemudian menjadi kenyataan.
Meski komunikasi mereka sempat terputus setelah Habibie pergi ke Jerman, akhirnya keduanya menikah pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Dari pernikahannya tersebut, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Kisah cinta sekaligus perjalanan hidup BJ Habibie yang sangat inspiratif telah diangkat menjadi tiga film layar lebar, yaitu Habibie dan Ainun, Rudy Habibie atau Habibie dan Ainun 2, serta Habibie dan Ainun 3.
ADVERTISEMENT

Masa Kepresidenan

Di Indonesia, Habibie sempat menjadi Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT selama 20 tahun, ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), memimpin perusahaan BUMN strategis, dipilih menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto.
Dalam masa jabatannya yang singkat, BJ Habibie menjunjung tinggi kehidupan demokrasi dan persatuan wilayah Indonesia dengan mengesahkan UU tentang otonomi daerah dan UU tentang partai politik, serta UU tentang Pemilu dan UU tentang susunan kedudukan DPR/MPR.
Turun dari jabatan Presiden, Habibie kembali ke Jerman bersama keluarganya. Pada tahun 2010, Habibie kehilangan Ainun yang meninggal dunia karena kanker. BJ Habibie pun mengenang kisah kasihnya bersama Ainun dalam sebuah buku berjudul Ainun dan Habibie yang telah diadaptasi menjadi film.
ADVERTISEMENT
(ADS)