Profil Gus Baha, Ulama Sederhana yang Digandrungi Kawula Muda

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Februari 2021 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gus Baha saat memberikan mauidzoh hasanah di Halaman Gedung PBNU Jakarta, Rabu (25/9) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Baha saat memberikan mauidzoh hasanah di Halaman Gedung PBNU Jakarta, Rabu (25/9) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
ADVERTISEMENT
Ahmad Bahauddin Nur Salim atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha menjadi salah satu tokoh Nahdlatul Ulama yang ceramahnya selalu dinanti-nanti, khususnya oleh kaum milenial. Murid didikan almarhum KH Maemun Zubair atau Mbah Moen ini selalu menyampaikan kajian secara santun dengan penjelasan tafsir-tafsir yang mudah dipahami.
ADVERTISEMENT
Ulama asal Rembang, Jawa Tengah ini juga terkenal karena kesederhanaan dan kerendahan hatinya. Ketika tampil di acara bincang-bincang Shihab & Shihab yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, beliau mengaku tidak memiliki ponsel pintar atau media sosial.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat konten-konten tentang Gus Baha selalu mampu menarik perhatian warganet hingga viral di media sosial.
"Jadi komitmen hati saya itu hanya untuk mengenalkan bahwa ajaran Allah ini indah, ajaran Allah itu solusi. Saya ndak pernah kepikiran kalau itu jadi viral atau jadi terkenal. Sampai sekarang pun saya ndak tahu kalau itu terkenal, saya ndak punya WA, saya ndak mau dengar," ungkapnya.
Bagaimana sosok Gus Baha sebenarnya? Simak profil lengkapnya berikut ini:
ADVERTISEMENT

Profil Gus Baha

Gus Baha' saat mengisi pengajian di Unissula Semarang, Ahad (26/1). (Foto: Tangkapan layar video Unissula)
Melansir jatim.nu.or.id, Gus Baha yang lahir pada 15 Maret 1970 ini merupakan putra dari pasangan ulama ahli Alquran, yakni KH Nursalim al-Hafizh dan Hj Yuchanidz Nursalim. Dari garis keturunan sang ibu, beliau merupakan bagian dari keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.
Sejak belia ia ditempa untuk melanjutkan dakwah Islam seperti yang telah dilakukan oleh keluarganya. Sang ayah-lah yang menjadi guru pertama Gus Baha dalam mempelajari Alquran. Ketika beranjak remaja, ayahnya menitipkan beliau kepada Mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Rembang.
Di sanalah Gus Baha mendalami ilmu keagamaan hingga menjadi santri yang menonjol dalam ilmu syariat seperti fiqih, hadist, dan tafsir. Tidak hanya cerdas, beliau juga dekat dengan para kiai sehingga kerap dijadikan contoh santri teladan.
ADVERTISEMENT
Pada 2003 Gus Baha menikahi gadis dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Pasangan ini kemudian menetap di Yogyakarta. Beberapa santrinya dari Al-Anwar menyusul Gus Baha ke Yogyakarta agar tetap dapat berguru kepadanya.
Selain aktif di pengajian, Gus Baha tergabung di Lembaga Tafsir Alquran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Beliau merupakan bagian Tim Lajnah Mushaf UII yang terdiri dari para Profesor, Doktor, dan Ahli Alquran dari seluruh Indonesia.
Selain itu beliau merupakan satu-satunya tokoh di jajaran Dewan Tafsir Nasional yang memiliki latar belakang pendidikan non-formal dan tidak mempunyai gelar. Gus Baha juga merupakan pengasuh pondok Pesantren Tahfidul Qur'an LP3IA dan sejak tahun 2006 mengasuh pengajian tafsir Al Quran di Bojonegoro, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Berkat sosoknya yang kharismatik dan mampu menyampaikan tafsir-tafsir secara jelas dan mudah dipahami, kajian Gus Baha tidak hanya dinikmati kalangan santri, namun juga masyarakat umum.
(ERA)