news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Profil Heldy Djafar, Istri ke-9 Presiden Soekarno yang Jadi Cinta Terakhirnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2021 9:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi heldy djafar, Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi heldy djafar, Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Istri ke-9 Presiden Soekarno, Heldy Djafar, meninggal di RSCM Jakarta, Minggu (10/10/2021). Beliau menghembuskan napas terakhirnya di usia ke-74 tahun, usai menjalani perawatan kanker dan gagal ginjal.
ADVERTISEMENT
Heldy Djafar merupakan cinta terakhir Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia. Keduanya menikah dan berumah tangga selama 2 tahun, sebelum akhirnya berpisah pada tahun 1967.
Setelah berpisah dengan Soekarno, Heldy menikah dengan Gusti Suriansyah Noor yang merupakan putra kerajaan Banjar. Pernikahan mereka bertahan hingga akhir hayat dan dikaruniai enam orang anak, 10 cucu, serta dua cicit.
Penasaran dengan kisahnya? Berikut profil Heldy Djafar, istri ke-9 Presiden Soekarno, yang bisa Anda simak.

Profil Heldy Djafar

Heldy Djafar merupakan putri bungsu dari sembilan bersaudara pasangan H. Djafar dan Hj. Hamiah. Beliau lahir pada 11 Juni 1947 di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ilustrasi heldy djafar, Foto: Istimewa
Heldy terlahir dari keluarga kaya raya yang terpandang dan dihormati di desanya. Ayahnya seorang pemborong, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Heldy dibesarkan di keluarga yang agamis. Buktinya, ia mampu mengkhatamkan Alquran di usianya yang masih belia.
ADVERTISEMENT
Ketika beranjak SMP, tante Heldy mengatakan bahwa kelak dirinya akan menjadi orang penting dan terpandang. Keluarganya pun dianjurkan untuk menjaganya sebaik mungkin.
Sejak itulah, H. Djafar selalu mengajarkan Erham dan kakak laki-laki lainnya untuk menjaga Heldy. Layaknya sebuah berlian, Heldy tidak boleh terkena goresan sedikit pun.
Mengutip buku Heldy: Cinta Terakhir Bung Karno oleh Ully Hermono dan Peter Kasenda, Heldy tumbuh dewasa menjadi gadis yang berparas cantik. Kulitnya putih bersih dan wajahnya sangat memesona. Karena itulah, Heldy mampu memikat hati sang proklamator, Ir. Soekarno.
Setelah tamat SMP, Heldy memutuskan pindah ke Jakarta menyusul kakaknya. Ia kemudian tinggal bersama kakaknya, Erham, di Jalan Ciawi III Nomor 4 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ilustrasi soekarno. Foto: AFP
Pertemuan Heldy dengan Soekarno bermula ketika ia terpilih sebagai pasukan pengibar bendera Bhineka Tunggal Ika. Soekarno yang saat itu menjabat sebagai presiden terpikat akan kecantikan Heldy dan berniat untuk meminangnya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan keduanya berlangsung semakin intens, baik dalam acara resmi ataupun pertemuan biasa. Hingga pada tahun 1965, Soekarno memutuskan untuk menikahi Heldy dan menjadikannya sebagai istri terakhirnya.
Saat menikah, Heldy berusia 18 tahun, sedangkan Soekarno berusia 65 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh di antara keduanya tidak menghalangi kisah cinta mereka.
Setelah dua tahun bersama, pernikahan mereka kandas dan berakhir dengan perceraian. Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto.
Pada 19 Juni 1968, Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar. Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat pada 21 Juni 1970 di usianya yang ke-69.
ADVERTISEMENT
(MSD)