Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Profil Ir. Soekarno, Bapak Proklamator Republik Indonesia
5 Juni 2020 23:01 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ir. Soekarno adalah salah satu Pahlawan Nasional terbaik yang pernah dimiliki bangsa ini. Ia menjadi sosok legendaris yang berhasil membuat Indonesia dikenal dan disegani oleh bangsa asing.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sampai di situ, selama hidupnya, Soekarno juga dikenal sebagai pemersatu bangsa yang sangat berjasa untuk Indonesia. Ia bahkan dijuluki sebagai Bapak Proklamator yang memiliki peranan penting dalam kemerdekaan .
Meski raganya telah tiada, penting bagi kita mengenal sosok Soekarno, sang Bapak Proklamator. Yuk simak profil lengkap Soekarno berikut ini.
Biodata Singkat
Soekarno atau yang lebih dikenal dengan Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901. Ia adalah putra dari pasangan Raden Seokemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
Selama hidup, Seokarno diketahui memiliki sembilan istri. Dari pernikahan dengan kesembilan istrinya tersebut, ia dikaruniai 10 orang anak.
Soekarno merupakan Pahlawan Nasional yang menjabat sebagai Presiden pertama Republik Indonesia. Salah satu istrinya yang mendampingi beliau dan menjadi Ibu Negara kala itu adalah Fatmawati.
Pendidikan
Soekarno pertama kali bersekolah di Tulungagung sebelum akhirnya pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke Eerste Inlandse School.
ADVERTISEMENT
Lalu pada tahun 1911, ia dipindahkan ke Europeesche Lagere Schol (ELS) agar kelak mudah diterima di Hoogere Burger School (HBS). Setelah lulus dari ELS pada tahun 1915, Soekarno muda ahirnya berhasil meneruskan pendidikannya di HBS, Surabaya, Jawa Timur.
Di sini lah awal mula Soekarno akhirnya mengenal organisasi dan memiliki rasa Nasionalisme tinggi. Kemudian pada 1920, seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoge School (sekarang bernama ITB). Di sana ia mengambil jurusan Tehnik Sipil.
Seorang Aktivis Pergerakan
Sejak muda, Ir. Soekarno adalah seorang aktivis pergerakan yang banyak menekuni berbagai kegiatan organisasi. Ia mengawali perjuangannya sebagai anggota organisasi ketika berumur 14 tahun kala bersekolah di Hogere burger School (HBS). Organisasi pertamanya saat itu adalah Kepemudaan Jong Java di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Selesai menempuh pendidikan di HBS, Soekarno kemudian mengambil studi Tehnik Sipil di Technische Hoge School yang kini dikenal dengan ITB. Di sana Soekarno semakin memperlihatkan kualitasnya.
Selama menempuh pendidikan, ia telah mendirikan sejumlah organisasi. Yang pertama adalah Algemeene Studie Club (ASC) pada tahun 1926 di Bandung. ASC merupakan kelompok studi intelektual.
Setahun berselang, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia tak pernah segan untuk menyuarakan opininya dan bergerak sebagai aktivis. Karena pergerakannya inilah, Soekarno juga pernah dijebloskan ke penjara di tahun 1929 dan dibebaskan pada Desember 1931.
Setelah bebas, Soekarno kembali bergabung dengan sejumlah organisasi pergerakan lainnya. Pertama, ia pernah bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) di tahun 1932.
ADVERTISEMENT
Kemudian ia juga pernah bergabung dalam organisasi kenegaaran saat masa penjajahan Jepang seperti Putera, BPUPKI, dan PPKI. Bahkan kala itu Soekarno menjabat sebagai ketua PPKI dan berhasil merumuskan Dasar Negara Indonesia, Pancasila.
Prestasi
Bicara soal prestasi, Bung Karno adalah putra bangsa yang karyanya akan selalu dikenang sepanjang masa. Salah satu pencapaiannya yang menjadi sejarah adalah yakni ketika ia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Tak berhenti disitu, ia bersama Panitia Sembilan juga telah merumuskan dasar negara. Bahkan, rumusan yang diajukan Soekarno yakni Pancasila, kini menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
Selama hidup, tercatat Soekarno setidaknya memiliki pencapaian karier sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Wafatnya Soekarno
Kekuasaan Soekarno mulai runtuh ketika isu G30S/PKI melahirkan krisisi politik hebat di Indonesia. Kala itu masyarakat melakukan aksi demonstrasi yang mana salah satu tuntutannya adalah pembubaran PKI.
Namun, Soekarno menolak tuntutan tersebut. Ia menilai tindakan pembubaran itu bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme).
Sikap Soekarno yang menolak pembubaran PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Hingga akhirnya ia melepas kursi Presiden lalu meninggalkan istana dan berdiam di Wisma Yaso selama kurang lebih 3 tahun.
Di sanalah Bung Karno menghabiskan hari-harinya. Hingga ia mulai sakit-sakitan dan divonis sakit ginjal oleh dokter Kepresidenan Prof. Dr. Mahar Mardjono.
Di hari ulang tahunnya ke-69, kesehatan Soekarno semakin memburuk. Pada 21 Juni 1970, Soekarno meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jasadnya kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
ADVERTISEMENT
(RDR)