Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Profil Ismail Marzuki, Komponis Tanah Air yang Jadi Google Doodle Hari Ini
10 November 2021 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam ilustrasi itu, tampak sosok Ismail Marzuki yang sedang bermain biola. Dia tampil rapi dengan kemeja berwarna putih dan dasi berwarna biru. Di sekitarnya, terdapat gambar kertas dengan beberapa not balok. Wajah Ismail Marzuki menggantikan dua huruf o dalam kata “Google”.
Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis kebanggaan Tanah Air yang turut mewarnai sejarah kemerdekaan bangsa dengan lagu-lagunya yang patriotik. Tdak heran jika namanya diabadikan sebagai pusat seni di Kota Jakarta, yakni Taman Ismail Marzuki.
Untuk mengenang sosok komponis besar ini, mari simak profil Ismail Marzuki berikut.
Profil Ismail Marzuki
Ismail Marzuki lahir pada 11 Mei 1914 di Kwitang, tepatnya di kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Mengutip buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia tulisan Floriberta Aning S. (2005), ayah Ismail, yakni Marzuki, merupakan seorang pemilik bengkel mobil sukses. Sedangkan, ibunya meninggal dunia usai Ismail Marzuki lahir.
ADVERTISEMENT
Musisi yang akrab disapa Mail tersebut menapaki jenjang karier yang berbeda dari sang ayah. Dia menekuni dunia musik sejak usianya masih belia. Ismail Marzuki memang dianugerahi talenta yang luar biasa. Dirinya tidak hanya ahli menulis lagu, namun juga jago bermain alat musik dan memiliki suara merdu.
Ketika berusia 17 tahun, ia bahkan sudah mampu mengarang lagu bertajuk “O Sarinah”. Lalu pada 1936, dirinya bergabung dengan perkumpulan orkes musik Lief Java sebagai pemain gitar, saxophone, dan harmonium pompa.
Empat tahun kemudian, Ismail Marzkui membangun bahtera rumah tangga bersama seorang primadona klub musik asal Bandung, Eulis Zuraidah. Keduanya mengadopsi Rachmi yang merupakan keponakan Eulis.
Saat Jepang menjajah Nusantara, Ismail Marzuki aktif dalam orkestra radio pada Hozo Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Setelah Indonesia merdeka, ia masih berkecimpung di dunia musik lewat Radio Republik Indonesia (RRI). Pada 1947, beliau memutuskan untuk hengkang dari RRI yang dikuasai oleh Belanda.
ADVERTISEMENT
Ismail Marzuki akhirnya bergabung kembali dengan RRI ketika stasiun radio tersebut sudah diambil alih oleh Indonesia. Pada 1955, lagu Pemilihan Umum ciptaannya diperdengarkan untuk pertama kalinya.
Selama berkarier di dunia musik, Ismail Marzuki telah melahirkan berbagai karya. Sebut saja lagu “Roselani”, “Panon Hideung”, “Rayuan Pulau Kelapa”, “Keroncong Serenata”, “Hari Lebaran”, “Lenggang Bandung”, hingga “Juwita Malam”.
Tidak sampai disitu, Ismail juga telah menciptakan lagu-lagu bertema perjuangan, seperti “Gugur Bunga”, “Indonesia Tanah Pusaka”, dan “Halo-halo Bandung”. Lagu tersebut dikarang olehnya dengan semangat nasionalisme yang luar biasa.
Pada 22 Mei 1958, Ismail Marzuki meninggal dunia di usia 44 tahun karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Dirinya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet, Bivak, Jakarta.
ADVERTISEMENT
(GTT)