Profil Sudharnoto, Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Pernah Jadi Tapol

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Oktober 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sudharnoto, Pencipta Lagu Garuda Pancasila. Foto; encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Sudharnoto, Pencipta Lagu Garuda Pancasila. Foto; encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
ADVERTISEMENT
Lagu Garuda Pancasila sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Lagu ini menjadi salah satu nyanyian wajib yang kerap diperdengarkan di upacara hari kemerdekaan dan diajarkan di sekolah-sekolah. Di balik lagu Garuda Pancasila yang melegenda, terdapat sosok Sudharnoto.
ADVERTISEMENT
Bakat seni pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah pada 24 Oktober 1925 ini diturunkan dari ayah dan ibunya. Ibu Sudharnoto pandai memainkan akordeon, sedangkan sang ayah yang berprofesi sebagai dokter pribadi Mangkunegara VII di Surakarta gemar bermain gitar, seruling, dan biola .
Sudharnoto sempat mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi dokter dengan menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Namun ia menempuh studi hanya sampai tingkat dua. Sudharnoto kemudian berkarier di bidang seni sebagai komponis dan penata musik film.

Karier Musik Sudharnoto

Garuda Pancasila Foto: Wikimedia Commons
Sudharnoto memulai karier musiknya bersama Orkes Hawaiian Indonesia Muda. Grup ini kemudian dipercaya mengisi acara siaran di Radio Republik Indonesia (RRI) Solo. Pada 1952, Sudharnoto bekerja di RRI Jakarta dan menjabat sebagai Kepala Seksi Musik. Ia juga menjadi pengisi acara tetap Hammond Organ Sudharnoto.
ADVERTISEMENT
Pada 1956, ia bersama rekannya yang bernama Prahar menciptakan lagu Mars Pancasila yang kemudian dikenal sebagai Garuda Pancasila.
Selama hidupnya Sudharnoto telah menulis 12 lagu dan dipercaya membuat ilustrasi musik untuk sembilan judul film. Ia meraih Piala Citra kategori tata musik terbaik pada 1980 untuk film Kabut Sutra Ungu.
Pengagum Ismail Marzuki ini juga pernah membuat rekaman kaset berjudul Mengenang Ismail Marzuki.

Nasib Malang Sudharnoto

Sudharnoto diketahui aktif dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), organisasi seniman dan budayawan haluan kiri yang didirikan pada 17 Agustus 1950. Dikutip dari Lekra Tak Membakar Buku karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan, Sudhanoto termasuk salah satu anggota awal sekaligus pengurus Lekra.
ADVERTISEMENT
Setelah peristiwa G30S terjadi, Lekra turut menjadi sasaran penumpasan karena mengusung realisme sosialis. Di tahun 1965, Sudharnoto dipecat dari RRI dan menjadi tahanan politik di Rumah Tahanan Chusus (RTC) Salemba.
Setelah bebas dari tahanan, Sudharnoto harus menata kariernya dari awal lagi. Apalagi ia berstatus sebagai mantan tahanan politik yang dikaitkan dengan G30S. Sudharnoto kemudian bekerja sebagai penyalur es Petojo dan menjadi sopir taksi.
Pada 1969, Sudharnoto akhirnya menjadi pianis di restoran LCC dan kemudian di Sangrilla. Sang seniman mengembuskan napas terakhirnya pada 11 Januari 2000, meninggalkan karya-karya yang abadi dikenang, khususnya Garuda Pancasila.
(ERA)