Profil Wimar Witoelar, Eks Jubir Presiden Abdurrahman Wahid

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
zoom-in-whitePerbesar
Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
ADVERTISEMENT
Wimar Witoelar, eks jubir Presiden Abdurrahman Wahid meninggal dunia hari ini, Rabu (19/5) pagi. Kabar duka ini disampaikan oleh sejumlah kolega almarhum.
ADVERTISEMENT
Wimar yang juga seorang pegiat sosial kemanusiaan ini menjalani perawatan di RS Pondok Indah sejak pekan lalu sebelum mengembuskan napas terakhir di usia 75 tahun. Sejumlah tokoh telah menyampaikan ungkapan belansungkawa, termasuk tokoh NU Gus Nadirs, Tsamara Amany, dan Sudjiwotedjo.
Untuk mengenang beliau, simak profil Wimar Witoelar berikut ini.

Profil Wimar Witoelar

Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
Wimar Witoelar Kartaadipoetra lahir di Padalarang, Jawa Barat, pada 14 Juli 1945. Beliau merupakan adik dari Rachmat Witoelar, Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Bersatu.
Beliau sempat menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung sebelum memutuskan hijrah ke George Washington University, Amerika Serikat. Wimar lulus pada 1975 dengan gelar MBA di bidang Keuangan dan Investasi.
Sebelum menjabat sebagai juru bicara Gus Dur, sosok Wimar sudah banyak wira wiri di layar kaca. Ia juga tercatat sebagai kolumnis di berbagai media massa lokal dan internasional.
Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
Sebut saja Business Week, News week, dan Australian Financial Review. Tidak hanya itu, Wimar juga diundang sebagai pembicara politik dan ekonomi dalam berbagai acara internasional seperti di Sydney, London, Washington, New York, Singapura.
ADVERTISEMENT
Pada 1994 beliau memandu acara talkshow bertajuk Perspektif. Dalam program tersebut, melalui obrolan yang santun, humoris, namun tajam, Wimar memperlihatkan kesan oposisinya terhadap pemerintahan Soeharto. Langkah ini cukup berani, mengingat rezim Orde Baru dikenal cukup represif.
Wimar juga menjadi pembawa acara Selayang Pandang pada tahun 1997-2000. Kemudian pada 2000, Presiden Indonesia kala itu, Gus Dur menunjuk Wimar Witoelar sebagai juru bicara.
(ERA)