Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Proses Awal Pengolahan Limbah Organik Basah dan Tahapan Lainnya
20 Agustus 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sampah atau limbah merupakan sisa produksi yang tidak digunakan lagi. Pembuangan sampah yang tidak benar akan membuat limbah mencemari lingkungan. Pencemaran terjadi karena limbah yang ada tidak semuanya dapat terurai dengan cepat dan baik oleh tanah.
Menurut Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008, limbah diartikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
Dikutip dari buku Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik karya Setyo Purwendro Nuhidayat, jenis sampah atau limbah ini dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan anorganik. Jenis sampah organik pun dibagi lagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.
Namun, kali ini kita hanya akan membahas mengenai proses pengelohan limbah organik basah. Simak penjelasannya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Proses Pengolahan Limbah Organik Basah
Sampah atau limbah organik biasanya berasal dari makhluk hidup , baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering.
Bagi sebagian orang sampah atau limbah organik ini dapat dijadikan sebagai sumber daya yang bisa mendatangkan keuntungan. Namun, sampah atau limbah organik ini perlu melewati proses pengolahan terlebih dahulu.
Proses pengolahan limbah organik basah dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Berikut ini proses pengolahan limbah organik basah yang dikutip dari buku Pemanfaatan Biomas Sampah Organik karya Fauziatun Nisak dkk.
1. Pemilahan bahan limbah organik
ADVERTISEMENT
Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan yang seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang. Bagian-bagian yang tidak bisa digunakan untuk membuat kerajinan dapat dipakai untuk keperluan yang lain.
2. Pembersihan limbah organik
Limbah organik yang sudah dipilih kemudian dibersihkan dari sisa-sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya kulit jagung. Sebelum dipakai, kulit jagung harus dipisahkan dari badan dan rambutnya.
3. Pengeringan
Bahan limbah organik basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna. Pengeringan dilakukan untuk menjaga agar produk kerajinan yang akan dibuat menjadi lebih awet. Selain itu menghindari produk agar tidak terkena jamur ataupun bakteri yang dapat berkembang pada bahan organik tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Pewarnaan
Pewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering disesuaikan dengan selera dan rancangan kerajinan yang akan dibuat. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap.
5. Pengeringan setelah pewarnaan
Setelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali di bawah sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur. Namun ada juga pengeringan yang sebaiknya menghindari sinar matahari.
Contohnya pada bahan limbah sisik ikan. Sebaiknya limbah sisik ikan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan saja. Jika dijemur di bawah terik matahari, bentuk sisik ikan akan berantakan.
6. Finishing
Finishing merupakan tahap penyelesaian dalam pembuatan barang kerajinan. Proses finishing ada berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas pada bahan tempurung kelapa.
ADVERTISEMENT
(NDA)