Proses Islamisasi di Maluku dan Tahapan Perkembangannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 September 2021 14:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kajian filsafat di Masjid Jendral Sudirman Yogya. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kajian filsafat di Masjid Jendral Sudirman Yogya. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Dalam sejarahnya, ajaran Islam menyebar luas hingga ke pelosok negeri melalui berbagai cara. Salah satu wilayah yang mendapat pengaruh Islam hingga kini adalah Maluku.
ADVERTISEMENT
Proses Islamisasi di Maluku berlangsung pada tahun 1300-1400 Masehi. Sama halnya dengan wilayah lain, masuknya Islam di Maluku juga dimulai melalui jalur perdagangan yang saling menguntungkan.
Para pedagang Arab masuk ke wilayah Maluku melaui berbagai jalur perniagaan. Mereka datang untuk membeli hasil kekayaan sumber daya alam Maluku, khususnya rempah-rempah seperti cengkeh dan pala.
Kehadiran Islam di sana disambut baik oleh penduduk Maluku, khususnya warga Ternate, Tidore, Hitu, Kepulauan Halmahera dan Banda. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut penjelasan tentang proses Islamisasi di Maluku yang bisa Anda simak.

Proses Islamisasi di Maluku

Secara khusus, proses Islamisasi di Maluku dilakukan melalui dua jalur yakni jalur atas dan bawah. Jalur atas maksudnya, proses pengislaman dilakukan melalui usaha para penguasa ketika itu. Sedangkan jalur bawah adalah proses pengislaman yang dilakukan melalui usaha perorangan atau masyarakat pada umumnya.
Ilustrasi Masjid Rakyat Foto: Reuters/Dylan Martinez
Tentunya, kedua jalur tersebut bermula dari jalur perdagangan terlebih dahulu. Melalui jalur ini, para pedagang Islam melakukan jual beli rempah-rempah di bandar perniagaan yang tersebar di sana.
ADVERTISEMENT
Wilayah Ternate terkenal akan produksi cengkihnya, sedangkan Banda terkenal dengan buah palanya. Selain itu, ada pula daerah jazirah Leihitu pulau Ambon yang merupakan pelabuhan transit baik ke utara (Ternate) maupun ke Selatan (Banda).
Selain bertransaksi, para pedagang juga menyebarkan ajaran Islam di sana. Kedatangan mereka disambut baik oleh masyarakat sekitar.
Mereka menikahi perempuan Maluku dan mengislamkannya. Hingga akhirnya, melalui cara ini, proses Islamisasi pun menyebar luas ke seluruh wilayah Maluku.
Ilustrasi masjid. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Mengutip buku Sejarah Masuknya Islam di Maluku oleh Dr. Usman Thalib M.Hum, kedatangan pedagang Arab, India, dan Cina lebih dulu dari bangsa Portugis (1512) dan Belanda (1602). Ini dapat dibuktikan dari kebiasaan orang-orang Maluku yang telah menggunakan huruf Arab dalam beberapa naskah tuanya, seperti hikayat Tanah Hitu, Kronik Bacan, Hikayat Ternate dan Hikayat Tanah Lonthor.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengindikasikan bahwa orang Maluku telah mengenal dan menggunakan huruf Arab terlebih dahulu dalam kegiatan surat menyurat. Bahkan, mereka telah menggunakan angka-angka Arab dalam berbagai transaksi dagangnya.
Masuknya Islam di Maluku berlangsung dalam waktu yang cukup singkat. Namun proses kehidupan pemerintahannya, baru terwujud puluhan bahkan ratusan tahun berikutnya. Contohnya, perubahan bentuk Kolano menjadi Kesultanan yang identik dengan agama Islam
Dalam konteks ini dapat dibenarkan sumber-sumber Portugis yang menyatakan bahwa masyarakat di daerah Maluku yang mereka kunjungi sudah beragama Islam. Artinya, Islam telah melembaga dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahannya, bukan sekedar agama yang dianut oleh para musyafir dan pedagang asing saja.
Ilustrasi Masjid. Foto: Pixabay
Mengutip jurnal berjudul Perniagaan dan Islamisasi di Wilayah Maluku oleh Wuri Handoko, kedatangan Islam ke Maluku dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
(MSD)