Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Proses Pembentukan Identitas Induk dan Identitas Kelompok
9 Januari 2025 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Identitas induk adalah identitas dasar atau utama yang menjadi fondasi bagi individu. Baik identitas induk, maupun identitas kelompok proses pembentukannya tidak terjadi secara instan, melainkan melalui perjalanan yang panjang.
Contoh identitas induk adalah ciri khas yang dimiliki seseorang, yang membedakannya dari orang lain. Sedangkan identitas kelompok contohnya yaitu, keluarga, agama, suku, kebangsaan, dan berbagai kelompok lainnya.
Bagaimana Identitas Induk dan Identitas Kelompok Terbentuk?
Menurut jurnal The Role of Social Identity in Shaping Behavior oleh Tajfel, identitas merupakan elemen penting dalam kehidupan sosial manusia. Identitas menjelaskan bagaimana seseorang atau kelompok mendefinisikan dirinya sendiri dalam konteks sosial.
Baik identitas induk dan identitas kelompok, masing-masing berperan dalam membentuk konsep diri dan bagaimana individu berinteraksi di lingkungan masyarakat. Kedua identitas ini juga terbentuk dengan proses yang berbeda. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
Proses Pembentukan Identitas Induk
Menurut Erik Erikson dalam bukunya Identity: Youth and Crisis, identitas induk dapat berkembang seiring berjalannya waktu, tergantung pada pengalaman yang dimiliki dan bagaimana individu tersebut merespons perubahan dalam kehidupan mereka.
Identitas induk pada umumnya dapat terbentuk setelah melalui proses berikut:
1. Pengaruh keluarga dan lingkungan awal
Keluarga adalah tempat pertama di mana seseorang memperoleh nilai-nilai dasar dan norma sosial. Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga sering kali menjadi fondasi utama dalam pembentukan identitas.
Nilai-nilai yang diterima dalam keluarga dapat membentuk pandangan dan kepercayaan yang dimiliki individu sepanjang hidup.
2. Pengaruh teman sebaya dan kelompok sosial
Ketika seseorang memasuki usia remaja, pengaruh teman sebaya mulai berperan besar dalam pembentukan identitas. Teman-teman sebaya memberikan kesempatan untuk bereksperimen dengan berbagai peran sosial, seperti peran dalam kelompok, minat bersama, atau ekspresi diri yang berbeda dari yang ada di rumah.
ADVERTISEMENT
3. Pengalaman hidup dan refleksi diri
Individu cenderung merefleksikan pengalaman hidup dan menyesuaikannya dengan pandangan diri mereka. Proses refleksi ini sering kali membantu seseorang untuk menemukan tujuan hidup yang lebih jelas dan mendalam.
4. Internalisasi nilai dan keyakinan
Seiring dengan berjalannya waktu, individu mulai menginternalisasi nilai-nilai dari lingkungan mereka, seperti budaya, agama, atau prinsip moral tertentu.
Nilai-nilai ini menjadi bagian integral dari individu dan memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain serta membuat keputusan.
Proses Pembentukan Identitas Kelompok
Identitas kelompok lebih terkait dengan pemahaman dan penerimaan terhadap norma serta nilai-nilai yang dianut kelompok tersebut. Pembentukan identitas kelompok dapat terjadi melalui proses berikut:
1. Pembentukan kelompok dan kategori sosial
Identitas kelompok sering dimulai dengan pembentukan kategori sosial, di mana individu mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Kategori ini dapat meliputi faktor-faktor seperti suku, agama, jenis kelamin, atau pekerjaan. Kelompok-kelompok ini membentuk dasar dari identitas kelompok yang lebih besar.
2. Solidaritas dan kebersamaan
Seiring berjalannya waktu, anggota kelompok mulai merasakan solidaritas dan kebersamaan yang lebih kuat. Hal ini dapat tercermin dari penggunaan simbol-simbol bersama, bahasa, atau ritual yang memperkuat ikatan dalam kelompok.
3. Perbandingan sosial dengan kelompok lain
Kelompok sering kali membandingkan dengan kelompok lain untuk menegaskan status, perbedaan, atau keunggulan mereka. Perbandingan ini memperkuat rasa kebanggaan dan loyalitas terhadap kelompok.
4. Rekognisi dari luar
Identitas kelompok sering diperkuat melalui pengakuan atau penerimaan dari kelompok eksternal. Pengakuan ini bisa datang dalam bentuk pengakuan sosial, hak-hak politik, atau prestasi kelompok di bidang tertentu.
ADVERTISEMENT
(DR)