Konten dari Pengguna

Purposive Sampling: Pengertian, Langkah Pembuatan, dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 Februari 2023 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melakukan penelitian dengan purposive sampling. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melakukan penelitian dengan purposive sampling. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksud misalnya karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang sesuai dengan penelitian.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Statistika Terapan dan Indikator Kesehatan oleh Tri Cahyono (2018: 38), purposive sampling dikenal juga dengan nama sampling berkehendak, sampling bertujuan, sampling bersyarat, sampling pilihan, atau sampling selektif.
Dalam prosesnya, purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik ini bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.

Apa Itu Purposive Sampling?

Ilustrasi melakukan penelitian dengan purposive sampling. Foto: Pexels
Secara umum, ada dua metode teknik pengambilan sampel atau samplinge, yaitu random dan non-random. Kedua metode ini memiliki kunggulan dan kelemahan masing-masing. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
Pemilihan teknik sampling sangat bergantung pada kebutuhan metode penelitian dan analisis yang diinginkan. Adapun teknik purposive sampling termasuk ke dalam metode non-random.
Dikutip dari Ilmu Dasar Statistika oleh Bayu Sindhu Raharja (2022: 135), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti di awal dengan pertimbangan tertentu. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan purposive sampling, yaitu:
Dalam purposive sampling, peneliti mempertimbangkan aspek sampel yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai masalah penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, purposive sampling sering digunakan untuk penelitian kualitatif.
ADVERTISEMENT
Itu karena penentuan besar sampel dalam penelitian kualitatif tidak berdasarkan perhitungan statistika seperti penelitian kuantitatif. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi secara komprehensif, terpercaya, dan akurat.
Dengan kata lain, penentuan jumlah sampel penelitian secara purposive sampling ditentukan atas dasar pertimbangan informasi, di mana informasi tersebut telah mencapai saturasi atau tidak ada lagi informasi baru yang akan didapatkan.

Contoh Purposive Sampling

Ilustrasi membaca contoh penelitian purposive sampling. Foto: Pexels
Sebagai contoh, seorang peneliti akan meneliti tentang Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu tertentu. Kemudian, peneliti menetapkan beberapa kriteria, misalnya menentukan rentang tahun yang diteliti adalah tahun 2000-2018.
Pemilihan kriteria tahun tersebut harus didasari justifikasi ilmiah. Misalnya, dasar peneliti memilih rentang tahun antara 2000-2018 karena sekaligus ingin melihat bagaimana kondisi efisiensi pasar keuangan setelah era Orde Baru tumbang.
ADVERTISEMENT
Kriteria lainnya yang bisa ditetapkan peneliti di dalam penelitian tersebut adalah perusahaan sampel dari BEI selalu menerbitkan laporan keuangan.
Setelah penetapan kriteria tersebut, peneliti akan menyeleksi populasi sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Hasil seleksi tersebut kemudian dijadikan sampel penelitian. Proses inilah yang dikenal sebagai purposive sampling.
(SFR)