Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Qanaah: Arti, Dalil, dan Cara Menerapkannya
20 November 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap umat Islam diharapkan memiliki sifat qanaah, yaitu salah satu akhlak terpuji yang disukai Allah Swt. Secara singkat, qanaah artinya rela atau merasa cukup.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata pemahaman tentang qanaah banyak diasumsikan sebagai tindakan pasrah terhadap sesuatu. Lantas, sebenarnya qanaah artinya adalah apa?
Untuk penjelasan lengkapnya, simaklah penjelasan di bawah ini.
Arti Qanaah
Mengutip karya ilmiah berjudul Hubungan Antara Qana'ah dengan Perilaku Altruistic pada Mahasiswa Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Angkatan 2010 IAIN Walisongo Semarang oleh Mahdzuroh, IAIN Walisongo, menurut bahasa, qanaah artinya menerima apa adanya atau tidak serakah.
Hal tersebut serupa dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Jabir bin 'Abdallah.
"Qanaah (menerima pemberian Allah) adalah harta yang tak sirna." (HR Thabrani)
Qanaah juga bisa diartikan sebagai sikap puas dengan apa yang ada. Orang yang memiliki sifat qanaah adalah mereka yang tetap tenang dalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada.
ADVERTISEMENT
Buya Hamka berpendapat bahwa qanaah adalah merasa puas dan cukup atas rezeki yang diberikan Allah Swt. Orang yang qanaah akan selalu ikhlas atas berapapun penghasilan yang diberikan serta sambil terus melakukan ikhtiar secara maksimal.
Sementara itu, kaum Sufi menyebutkan bahwa qanaah adalah akhlak mulia di mana mereka menerima rezeki apa adanya dan menganggap sebagai kekayaan yang membuat mereka terjaga statusnya dari sikap meminta-minta kepada orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa qanaah artinya merasa puas dengan yang didapatkannya dan menjadikan kenikmatan tersebut untuk menghindari hal-hal buruk.
Dalil tentang Qanaah
Sebagai salah satu sifat yang disukai Allah Swt, tentunya qanaah dijelaskan di beberapa ayat Al-Qur'an yang kemudian diperkuat dalam hadis Nabi Muhammad saw.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari artikel ilmiah berjudul Penerapan Sifat Qanaah dalam Mengendalikan Hawa Nafsu Duniawi oleh Alwazir Abdusshomad, berikut ini beberapa dalil tentang qanaah.
1. Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 66
رَبُّكُمُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِى الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٦٦
Artinya: "Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu." (QS Al-Isra': 66)
Ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa umat manusia diperintahkan agar tak bermalas-malasan. Manusia wajib mencari rezeki yang sudah dilimpahkan Allah Swt. Sehingga, hadis tersebut sesuai dengan arti qanaah yakni menerima apa adanya.
2. Al-Qur'an Surat Ibrahim Ayat 7
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."" (QS Ibrahim: 7)
ADVERTISEMENT
Dalam surat Ibrahim ayat 7 dijelaskan bahwa orang yang selalu bersyukur akan mendapat nikmat lebih dari Allah Swt. Sebaliknya, orang yang selalu tak merasa puas akan pemberian Allah Swt akan mendapatkan azab.
3. Hadis Riwayat Ibnu Abi Uqbah
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap kalian adalah menuruti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Menuruti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan membuat lupa akhirat, ketauhilah dunia itu berlalu sambil membelakangi." (HR Abi Uqbah)
Maksud dari hadis di atas adalah orang-orang yang tak bersyukur akan pemberian Allah Swt dan selalu mengikuti hawa nafsu dapat menghalangi dari kebenaran yang akhirnya melupakan akhirat.
4. Hadis Riwayat Abu Hurairah
"Bukanlah kaya itu dengan banyaknya harta, tetapi kaya itu adalah kaya jiwa." (HR Abu Hurairah)
ADVERTISEMENT
Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah menyebutkan bahwa kaya yang sesungguhnya adalah berasal dari jiwa, bukan dari harta. Sehingga, orang yang bersifat qanaah adalah mereka yang kaya.
5. Al-Qur'an Surat Ar-Rad Ayat 26
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌࣖ ٢٦
Artinya: "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (QS Ar-Rad: 26)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt sesungguhnya Maha Pemurah. Allah Swt melapangkan rezeki untuk hamba-hamba yang dikehendakinya dan membatasi rezeki juga pada hamba-hamba yang dikehendakinya.
Selanjutnya, pada surat Ar-Rad ayat 26 juga menegaskan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara apabila dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
ADVERTISEMENT
Cara Menerapkan Sifat Qanaah
Mengutip artikel ilmiah Penerapan Sifat Qanaah dalam Mengendalikan Hawa Nafsu Duniawi oleh Alwazir Abdusshomad, cara menerapkan sifat qanaah telah dijelaskan Buya Hamka dalam bukunya berjudul Tasawuf Modern. Berikut uraiannya:
1. Menerima dengan Rela Apa yang Ada
Cara menerapkan sifat qanaah yang pertama adalah dengan menerima apa ada. Artinya, segala sesuatu yang diberikan Allah Swt harus diterima dengan senang hati dan tak mudah menggerutu. Sebab, dalam sifat qanaah sendiri terdapat sikap rela atau ridha.
2. Memohon Tambahan yang Sepantasnya dengan Berusaha
Apabila segala yang telah diberikan Allah Swt dirasa belum cukup, seorang hamba dapat memohon tambahan yang sepantasnya kepada Allah Swt, tetapi harus dibarengi dengan usaha.
Seorang hamba harus selalu berpikir positif atau khusnudzan tentang segala sesuatu yang telah digariskan Allah Swt. Sebab, Allah Swt selalu menghargai usaha dan bagaimana hambanya bersyukur.
ADVERTISEMENT
Allah Swt akan memberikan balasan atas usaha dan rasa syukur hambanya tersebut.
3. Selalu Bersabar
Sebagai umat muslim juga harus selalu bersabar akan ketentuan Allah Swt, yakni tetap kuat dan tak gelisah akan takdir yang telah dijanjikan. Dari keyakinan akan apa yang telah digariskan Allah Swt, kegelisahan di hati seorang muslim dapat sirna.
4. Bertawakal kepada Allah swt
Kemudian, cara menjadi orang yang qanaah adalah dengan selalu bertawakal kepada Allah Swt, yakni percaya bahwa segala ketetapan adalah dari Allah Swt.
(NSF)