Konten dari Pengguna

Ragam Mitos Gerhana Bulan yang Dipercaya Masyarakat Hingga Kini

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 November 2022 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gerhana bulan. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gerhana bulan. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus. Saat prosesnya terjadi, matahari berada pada jarak bujur astronomis 180 derajat dari posisi bulan.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Rangkuman Materi Pengayaan Tata Surya karya Ni Nengah Mudari (2021), gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon). Namun, bulan purnama tidak selalu menjadi pertanda munculnya fenomena gerhana bulan.
Hal ini disebabkan oleh bidang orbit bulan yang mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang orbit bumi yang mengitari matahari. Dalam ilmu sains, peristiwa ini disebut sebagai bidang ekliptika.
Di Indonesia dan negara lain, gerhana bulan sering dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu. Seperti apa? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan dalam artikel berikut ini.

Mitos Gerhana Bulan

Bagi sebagian orang, gerhana bulan dianggap sebagai hal yang menakutkan. Sebab saat gerhana terjadi, secara perlahan bulan akan menjadi sangat gelap. Setelah beberapa saat, barulah bulan menunjukkan wujudnya yang cemerlang kembali.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi gerhana bulan. Foto: pixabay
Masyarakat Jawa percaya bahwa fenomena gerhana bulan disebabkan oleh peristiwa tertelannya bulan oleh raksasa besar. Sehingga, warna bulan menjadi gelap gulita.
Keterbatasan intelektual dan ilmu pengetahuan membuat orang zaman dahulu mempercayai mitos tersebut. Mereka juga kerap mengaitkannya dengan keyakinan primitif manusia.
Setiap gejala alam yang muncul selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatura dan keyakinan keagamaan. Beberapa di antaranya bahkan masih dipercaya hingga kini.
Sebagian masyarakat Jawa mempercayai bahwa gerhana bulan merupakan pertanda akan terjadinya bencana atau bala. Sehingga, mereka kerap melakukan tindakan tertentu agar terhindar dari bala tersebut. Misalnya dengan mengumpat di bawah kolong meja, tidak keluar malam, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, ada banyak mitos gerhana bulan lainnya yang masih dipercaya oleh masyarakat hingga kini. Mengutip tulisan Sayful Mujab yang berjudul Gerhana: Antara Mitos, Sains, dan Islam, berikut rangkumannya:
Ilustrasi gerhana bulan total. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
(MSD)