Konten dari Pengguna

Ragam Segehan untuk Nyepi dan Aturan Penyuguhannya bagi Umat Hindu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 Maret 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Segehan untuk Nyepi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Segehan untuk Nyepi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat Hindu Bali biasa mempersembahkan segehan untuk Nyepi di beberapa tempat. Tata letak persembahan segehan biasanya diatur dalam Surat Edaran Pelaksanaan Hari Suci Nyepi yang diterbitkan oleh Pemprov atau Pemda setempat.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengetahui jenis-jenisnya, sebaiknya pahami terlebih dahulu arti segehan dalam tradisi Hindu di Bali. Secara bahasa, segehan berasal dari kata suguh atau menyuguhkan.
Dijelaskan dalam buku Kearifan Lokal Bali susunan Igna Wijaya (2021), segehan bertujuan untuk mempersembahkan sesajen kepada Bhuta Kala demi menetralisasi kegelapan dan mengubahnya menjadi sinar suci kehidupan.
Segehan biasanya disuguhkan di pekarangan rumah dan tempat lain yang dianggap penting. Apa saja jenis segehan untuk Nyepi yang biasa disiapkan umat Hindu? Simak ragamnya dalam artikel berikut ini.

Jenis-Jenis Segehan untuk Nyepi dan Peletakannya

Ilustrasi Segehan untuk Nyepi. Foto: Shutter Stock
Segehan untuk Nyepi dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan tata letak dan peruntukannya. Adapun jenis-jenis segehan tersebut antara lain:

1. Merajan/Sanggah

Sederhananya, merajan atau sanggah adalah tempat suci pemujaan umat Hindu yang terletak di pekarangan rumah. Umat Hindu dianjurkan untuk menghaturkan Banten Pejati Sakadisan semampunya di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Khusus di natar depan pelinggih, bisa menghaturkan Segehan Agung Atanding atau Segehan Cacahan 11/33 Tanding yang ditujukan kepada Sang Bhuta Bhucari.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Upakara Edisi Lengkap susunan I Nyoman Jati (2021), Segehan Agung merupakan tingkat segehan terakhir yang alasnya terbuat dari ngiru/ngiu. Di tengahnya ditempatkan daksina penggolan, di mana kelapanya dikupas tanpa dihaluskan terlebih dahulu.
Sementara Segehan Cacahan adalah segehan yang memiliki alas terbuat dari taledan yang berisikan 7 atau 9 buah tangkih. Segehan ini memiliki 11 tangkih, di mana 9 tangkihnya mengikuti arah mata angin, 1 tangkih diisi lauk pauk, dan 1 tangkih lagi sebagai wadah base tampel dan beras.
Ilustrasi keluarga bersembahyang sebelum hari raya Nyepi. Foto: Shutterstock

2. Halaman/Natah Rumah

Di halaman, dianjurkan untuk menghaturkan Segehan Manca Warna sebanyak 9 (siya) tanding manut pengideran dengan olahan ayam brumbun, disertai tetabuhan tuak, arak, berem dan air (toya anyar). Segehan ini ditujukan (sambat) kepada Sang Kala Bhucari.
ADVERTISEMENT

3. Jaba/Lebuh

Di Jaba artinya di depan pintu masuk halaman rumah. Umat Hindu dianjurkan untuk menghaturkan upakara sebagai berikut:

4. Semua Anggota Keluarga

Bagi yang sudah meketus, dianjurkan untuk melaksanakan mebiyakala dan meprayascita di halaman rumah masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan pengrupukan (mabuubuu) berkeliling (ngider kiwa 3 kali) di rumah dengan sarana api seprapak (meobor obor), bunyi-bunyian (kulkul bambu atau yang lain), bawang putih, mesui dan jangu (Triketuka).
ADVERTISEMENT
(MSD)