Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Rangkaian Hari Raya Galungan 2024, dari Tumpek Wariga hingga Pegat Wakan
28 Februari 2024 15:23 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 10 Mei 2024 12:36 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hari Raya Galungan 2024 jatuh pada Rabu, 28 Februari. Ini merupakan salah satu hari besar umat Hindu yang dirayakan setiap 210 hari sekali.
ADVERTISEMENT
Kata Galungan diambil dari bahasa Jawa kuno yang berarti bertarung. Arti ini berkaitan dengan makna hari Galungan yang disebut sebagai hari kemenangan kebaikan (dharma) melawan keburukan (adharma).
Mengutip buku Agama Hindu untuk SMP Kelas VII yang disusun I Wayan Midastra dkk, pada hari Galungan, umat Hindu akan membuat persembahan atau sesaji yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa sebagai bentuk syukur terhadap penciptaan alam semesta.
Rangakaian Acara Hari Raya Galungan
Hari raya Galungan bukan momentum yang selesai dalam satu hari. Pelaksanaan Galungan dimulai dari 25 hari sebelum hari-h hingga 1 bulan setelahnya. Berikut uraian rangkaian acaranya yang dirangkum dari bulelengkab.go.id.
1. Tumpek Wariga
Tumpek Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan. Pada hari ini, umat Hindu akan mempersembahkan sesaji berupa Bubuh (bubur) Sumsum kepada Sang Hyang Sangkara.
ADVERTISEMENT
2. Sugihan Jawa
Sugihan Jawa adalah hari pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung). Prosesi ini dilakukan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang. Pada hari tersebut, umat Hindu akan melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon.
3. Sugihan Bali
Sugihan Bali bermakna penyucian atau pembersihan diri sendiri (Bhuana Alit). Prosesi ini dilaksanakan setiap Jumat Kliwon wuku Sungsang dalam rangka menyucikan diri sendiri sebelum hari Galungan.
4. Penyekeban
Penyekeban adalah hari mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Pelaksanaannya jatuh setiap hari Minggu Pahing wuku Dungulan.
5. Penyajan
Istilah Penyajan diambil dari kata Saja dalam bahasa Bali yang artinya benar dan serius. Menurut kepercayaan umat Hindu, pada hari ini, umat akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji pengendalian diri seseorang saat menjelang Galungan. Penyajan dilakukan setiap Senin Pon wuku Dungulan.
ADVERTISEMENT
6. Penampahan
Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Di hari ini, umat Hindu akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur terhadap anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
7. Hari Raya Galungan
Pagi Hari Raya Galungan, umat Hindu akan melakukan sembahyang di rumah masing-masing lalu menuju Pura terdekat dari rumah.
8. Umanis Galungan
Saat hari Umanis Galungan, umat Hindu akan sembahyang lalu mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi bersama keluarga. Umanis Galungan jatuh pada hari Kamis Umanis wuku Dungulan
9. Pemaridan Guru
Hari Pemaridan Guru merupakan momen untuk mengambil sesaji dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Prosesi ini dilakukan pada hari Sabtu Pon wuku Galungan.
10. Ulihan
Ulihan artinya pulang atau kembali. Dalam konteks ini, para dewata atau leluhur akan kembali ke kahyangan setelah meninggalkan berkah dan anugerah di bumi. Acara ini jatuh pada hari Minggu Wage wuku Kuningan.
ADVERTISEMENT
11. Pemacekan Agung
Pemacekan Agung adalah hari yang menjadi simbol keteguhan iman umat manusia dalam menghadapi godaan selama perayaan hari Galungan. Hari ini dirayakan pada Senin Kliwon wuku Kuningan.
12. Hari Kuningan
Hari Raya Kuningan dirayakan umat dengan cara memasang simbol senjata Dewa Wisnu (tamiang), simbol senjata Dewa Mahadewa (kolem), dan simbol kantong perbekalan Dewata (endong) di pelinggih, bale, dan pelangkiran.
13. Pegat Wakan
Ini menjadi runtutan terakhir dari rangkaian perayaan Galungan. Pegat Wakan dilaksanakan dengan cara sembahyang dan mencabut penjor. Hari perayaan ini dilakukan sebulan setelah Galungan, tepatnya pada Rabu Kliwon wuku Pahang.
(DEL)