Rangkaian Nama Bayi Perempuan Islami yang Bermakna Indah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Juni 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama bayi perempuan Islami sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari agar ibu dan ayah bisa memilih nama terbaik untuk si buah hati. Sebab nama bayi perempuan Islami bukanlah hal sepele, namun merupakan doa dan harapan dari orangtua.
ADVERTISEMENT
Setiap orangtua harus memahami benar makna yang terkandung dari nama yang ia berikan kepada anaknya. Orangtua tidak boleh memberikan nama bayi perempuan Islami dengan sembarangan karena nama yang buruk akan mempengaruhi rasa percaya diri si kecil.
Bagi pasangan yang tengah menanti kelahiran putrinya, mungkin rangkaian nama bayi perempuan Islam berikut bisa menjadi rujukan.

Rangkaian Nama Bayi Perempuan Islami

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Berikut rangkaian nama bayi perempuan Islami yang dikutip dari buku Kumpulan Variasi Nama Bayi Islami oleh Fida Firdaos dan buku 571 Variasi Rangkaian Nama Bayi Islami tulisan Diah Hartati:
ADVERTISEMENT

Arti Penting Sebuah Nama

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Mengutip buku Nama-Nama Islami Untuk Anak (Indah& Bermakna) ed. Revisi karya Mahfan S.Pd (2007), nama merupakan bentuk doa, dukungan serta harapan dari orangtua untuk anak. Karenanya, setiap orangtua wajib memberikan nama yang baik bagi anak-anaknya.
Pemberian nama sebaiknya dilakukan secara matang agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Bila diperlukan, orangtua dapat bermusyawarah untuk menentukan nama bayi terbaik.
Nabi Muhammad SAW sempat membahas pemberian nama bayi perempuan Islami atau laki-laki dalam sebuah hadis. Dalam hadis tersebut diceritakan seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW sembari menggandeng anaknya. Dia pun menanyakan hak anaknya.
"Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini atasku? Rasulullah SAW bersabda: baguskan namanya, ajari sopan santun, dan perlakukan ia dengan sebaik-baiknya." (HR. at Thabarani)
ADVERTISEMENT
Perihal pemberian nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami juga disinggung dalam hadis Abu Darda, di mana setiap orang anak dipanggil dengan namanya dan nama sang ayah pada hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh kalian nanti pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak kalian maka baguskanlah nama-nama kalian." (HR. Abu Daud, dengan sanad yang hasan atau baik).

Hukum Pemberian Nama dalam Islam

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Menurut Tim IIDN Jogja (2015) dalam buku Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler, hukum memberikan nama kepada anak bayi yang baru lahir adalah wajib.
Nama yang baik merupakan hak setiap anak. Ini setara dengan hak pemberian ASI selama dua tahun, hak mendapat kasih sayang, dan hak perlindungan.
ADVERTISEMENT
Pemberian nama telah dicontohkan sendiri oleh Allah SWT dalam Al-Quran:
"Hai Zakaria, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam: 7)
Nama bukan sekadar identitas, ciri, atau tanda pengenal individu. Nama menjadi untaian doa yang diharapkan terjadi kepada anak kelak. Di sisi lain, nama menghindarkan seseorang menjadi tidak dikenal (mahjul).
Dalam ajaran Islam nama terbagi menjadi dua bagian, di antaranya:
1. Makna Haqiqi
Makna haqiqi merupakan nama yang diartikan dengan makna sebenarnya. Misalnya, Muhammad yang berarti terpuji. Orangtua yang memberi nama Muhammad berharap anaknya mempunyai sifat terpuji sesuai makna nama itu.
2. Makna Majazi
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, makna majazi adalah nama bayi Islami yang memiliki makna bukan sebenarnya atau arti pinjaman. Contohnya adalah Asad yang artinya singa.
Anak yang diberi nama Asad diharapkan menjadi sosok yang gagah, berani, tangas, layaknya singa. Bukan seperti bentuk fisik hewan tersebut.
Makna yang baik secara bahasa serta syariat menjadi syarat pemberian nama dalam Islam.
Dengan kata lain, orangtua tidak boleh menggunakan nama-nama haram atau makruh dalam segi lafal atau maknanya. Karenanya, Rasulullah SAW sering mengganti nama-nama sahabat yang jelek menjadi nama terpuji.
Di samping itu, beberapa ulama menyebutkan bahwa seorang anak yang sudah dewasa dan sadar bahwa namanya memiliki arti buruk dapat mengganti nama dengan yang lebih baik serta Islami.
ADVERTISEMENT

Waktu Pemberian Nama

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Umat Muslim disunahkan untuk memberikan nama anak saat aqiqah, tepatnya pada hari ketujuh kelahirannya. Sebagaimana tercantum dalam hadis berikut:
Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap anak kecil (bayi) dipertaruhkan dengan suatu aqiqah; disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya, dan diberi nama." (HR. Abu Daud, Tirmizi, an-Nasai, dan Ibnu Majah dari Hasan r.a. dari Samurah bin Jundub r.a).
Memberikan nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami ketika bayi lahir juga termasuk sunah. Seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan nama kepada bayi yang baru saja lahir.
"Telah dilahirkan untukku seorang anak, lalu aku membawanya kepada Nabi Muhammad SAW, maka Baginda menamakannya Ibrahim dan Baginda mentahniknya dengan sebiji buah tamar serta Baginda mendoakan keberkahan untuknya," (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Imam Bukhari menggabungkan kedua sunah tersebut dengan jelas. Beliau memaparkan bahwa hadis-hadis dengan ketentuan pemberian nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami pada hari kelahiran ditujukan bagi mereka yang tidak berniat menggelar aqiqah.
Sedangkan hadis dengan keterangan hari ketujuh diperuntukkan kepada mereka yang ingin melakukan aqiqah untuk anaknya. Meski begitu, hal ini bisa disesuaikan dengan kondisi tertentu.
Apabila seorang ibu melahirkan di rumah sakit dan pihak administrasi mewajibkan bayi sudah bernama begitu tangisan terdengar, maka bayi bisa diberikan nama tepat sesaat usai lahir.

Kewajiban Ayah Memberikan Nama

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Menurut Tim IIDN Jogja (2015) dalam buku bertajuk Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler, ayah memiliki kewajiban untuk memberikan nama kepada anaknya. Sebagaimana yang dilakukan para sahabat dahulu.
ADVERTISEMENT
Jika telah lahir seorang anak untuk mereka, para sahabat akan menemui Rasulullah SAW dan meminta nama kepada mereka. Selain itu, seorang anak juga ditentukan bernasab kepada sang ayah, bukan ibu.
Nasab ini akan terus mengikat sampai akhirat, manusia akan dipanggil dengan nama ayah mereka. Seperti tercatat dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka," (QS. Al-Ahzab: 5).

Adab dan Tata Cara Pemberian Nama dalam Islam

Ilustrasi nama bayi perempuan Islami. Foto: Unsplash
Islam menetapkan adab dan tata cara pemberian nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami, di antaranya:
1. Nama yang Baik
Setiap Muslim disunahkan memberi nama yang baik dan indah untuk buah hatinya sesuai dengan pandangan syariat.
ADVERTISEMENT
2. Nama dengan Abdullah atau Abdurrahman
Umat Muslim dianjurkan memilih nama Abdullah atau Abdurrahman untuk anak-anaknya. Sebab, kedua nama ini sangat disukai Allah SWT.
Selain itu, nama ini juga mencerminkan pengahambaan kepada-Nya. Seperti yang diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW dan diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, dan lainnya.
"Dan sungguh Rasulullah SAW telah memberikan nama kepada anak pamannya (Abbas. ra.a), Abdullah r.a.. Kemudian di antara para sahabat radhiyallahu 'anhum terdapat 300 orang yang kesemuanya memiliki nama Abdullah."
3. Nama Bernuansa Penghambaan kepada Allah SWT.
Disebutkan bahwa Allah SWT menyukai jika hamba-Nya memberikan nama-nama bernuansa penghambaan kepada Allah. Bisa dengan nama-nama-Nya yang indah (Asmaul Husna). Misalnya, Abdul Aziz, Abdul Ghoffar, Abdul Maadjid, Abdul Ghoniy.
ADVERTISEMENT
4. Nama-nama Nabi
Umat Muslim disarankan memilih nama nabi sebagai nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami. Seperti yang diriwayatkan oleh Yusuf bin Abdis Salam, ia berkata:
"Rasulullah SAW memberikan nama kepadaku Yusuf." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod; at-Tirmidzi dalam asy-Syama'il, Berkata Ibnu Hajjar al-Asqalaniy: sanadnya shahih.
5. Nama-nama Orang Saleh
Umat dianjurkan memberikan nama-nama orang saleh dari kalangan kaum Muslimin untuk anaknya. Harapannya agar anak bisa meniru sifat dan perilaku orang saleh tersebut.
Anak juga diharapkan termotivasi untuk meneruskan perjuangan orang saleh dalam menegakkan kalimat Allah. Hal ini dijelaskan dalam telaah Tsabit dari hadis Mughirah bin Syu;bah r.a. dari Nabi Muhammad SAW. Ia bersabda:
"Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang shaleh." (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT
6. Mempertimbangkan Nama Panggilan
Orangtua sebaiknya mempertimbangkan nama panggilan yang akan didapatkan si anak dari nama yang diberikan. Jangan sampai nama panggilan berkonotasi negatif dan menjadi bahan ejekan. Ini bisa membuat anak tertekan dan miner.
7. Memahami Arti Nama
Nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami tidak boleh diambil dengan sembarangan dari dalam Al-Quran. Orangtua harus memahami arti nama tersebut dengan baik sebelum menyematkan nama.
Misalnya, ada orangtua yang menamai anak perempuannya Siti Musyrikah. Kata "musyrikah" memang dimuat dalam Al-Quran, namun nama itu berarti orang musyrik atau yang mempersekutukan Allah.
8. Tidak Menjadikan Nama Sebagai Wujud Amarah
Nama bayi perempuan Islami atau laki-laki Islami tidak boleh dijadikan wujud amarah atau protes terhadap keadaan. Contohnya orangtua yang memberikan nama "Sukar" karena hidup miskin bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Kemudian, orangtua yang menamai anaknya "Runtah" yang dalam bahasa Jawa berarti sampah karena semasa hidupnya ia mengais sampah atau tinggal di tempat pembuangan sampah.
(AFM & GTT)