Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Ranu Manduro, Tempat Wisata Mojokerto Rasa Selandia Baru
Konten dari Pengguna
26 Februari 2020 12:53 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keindahan Ranu Manduro mungkin belum diketahui banyak orang. Namun, belakangan ini tempat wisata di Mojokerto itu menjadi viral di media sosial Twitter dan Instagram. Bahkan, tagar Mojokerto pun terpampang di trending topic Twitter sejak Senin (24/2) hingga Selasa (25/2).
ADVERTISEMENT
Ranu Manduro berlokasi di Desa Manduro, Manduro Manggung Gajah, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto, Jawa Timur. Namanya mulai dikenal sejak seorang pengguna media sosial bernama Hafidz Bashory mengunggah video berdurasi 24 detik. Video miliknya di-repost oleh banyak orang, baik akun pribadi ataupun akun wisata daerah.
Wisata alam yang terletak di kaki Gunung Penanggungan ini dipenuhi dengan hamparan rumput yang luas dan dihiasi dengan langit biru serta awan putih disekelilingnya. Pemandangan memukau ini menarik perhatian banyak orang. Ditambah lagi, tempat wisata tersebut terlihat segar dan bersih.
Kawasan Ranu Manduro dulunya adalah bekas tambang pasir dan batu. Namun, tambang tersebut ditinggalkan karena sumber dayanya yang sudah habis. Beberapa orang juga mengatakan bahwa tambang itu tak punya izin resmi sehingga pemerintah menutupnya dengan paksa.
ADVERTISEMENT
Ranu Manduro pun sempat dikeruk untuk mengatasi lumpur Lapindo yang meluap di tahun 2006 lalu. Namun, hasil kerukan itu menjadi sebuah lubang besar yang membentuk telaga saat musim hujan. Telaga tersebut dijuluki sebagai Telaga Perawan. Banyak juga orang yang menjulukinya dengan Ranu Kumbolo dari Mojokerto .
Ketika musim hujan, pengunjung akan dimanjakan dengan telaga indah yang jernih. Selain untuk bersantai, kamu pun bisa memancing disana. Saat kemarau tiba, siap-siap melihat pemandangan rerumputan sabana yang memukau. Meskipun telaganya kering, kamu masih bisa menikmati panorama gunung dan bekas tambang disekitarnya.
Saat ini, Ranu Manduro memang belum menjadi objek wisata yang resmi. Wisatawan lokal memang sudah sering berkunjung kesana. Hanya saja, pengunjungnya tidak terlalu ramai. Karena belum resmi, pengunjung tidak akan dikenakan biaya tiket masuk. Kamu hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu.
ADVERTISEMENT
Untuk mengunjunginya, pengunjung disarankan untuk menggunakan sepeda motor atau sepeda. Hal ini dikarenakan kondisi jalan Ngoro yang rusak dan terdiri dari gang kecil sehingga sulit untuk dilewati mobil. Jaraknya pun tak terlalu jauh, hanya 1 jam 50 menit dari Kota Surabaya.
Itulah Ranu Manduro, wisata lokal yang memukau. Jadi, enggak perlu ke Selandia Baru untuk mendapatkan pemandangan wah seperti itu, kan? (GTT)