Renungan Muhasabah Diri Agar Bisa Memperbaiki Kesalahan dan Dosa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2022 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi muhasabah. Foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi muhasabah. Foto: pexels
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, muhasabah berasal dari kata hasaba atau hasiba yang berarti menghitung. Sedangkan secara istilah, muhasabah adalah proses evaluasi diri dengan menghitung amal-amal yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pintu-Pintu Hikmah karya Ali Abdullah, muhasabah bisa menjadi cara yang tepat agar seorang Muslim mampu mencapai kenikmatan beribadah di dunia dan mempersiapkan bekal di akhirat. Anjuran muhasabah banyak dijelaskan dalam dalil Alquran dan sunnah. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harga dan lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari tiada harta dan dinar...” (HR. Bukhari dan Muslim)
Muhasabah bisa dilakukan dengan senantiasa mengoreksi tiga hal, yakni waktu dan kesempatan, harta, serta umur. Berikut penjelasan tentang renungan muhasabah diri selengkapnya untuk Anda.

Renungan Muhasabah Diri

Umat Muslim dianjurkan untuk melakukan muhasabah diri setiap waktu. Allah SWT dan Rasul-Nya menganjurkan umat agar senantiasa memanfaatkan semua kesempatan sebaik-baiknya dan jangan disia-siakan.
Ilustrasi muhasabah. Foto: pexels
Sebab, renungan muhasabah diri yang dilakukan merupakan salah satu ciri hamba yang berakal. Dengan memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin, seorang hamba akan terlepas dari berbagai kerugian.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Muhasabah Notaris/PPAT Terhadap Berbagai Kemungkinan Dosa susunan Daeng Naja (2021), sejatinya waktu dan kesempatan merupakan salah satu ujian dari Allah SWT. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan untuk senantiasa memperbaikinya.
Jangan sampai umat Muslim menggunakan waktu dan kesempatan dengan bermaksiat dan menuruti hawa nafsu mereka. Sebab, mereka yang melakukan hal demikian akan memperoleh dosa dan kerugian yang amat besar.
Selain bermuhasabah atas waktu dan kesempatan, umat Muslim juga perlu bermuhasabah atas harta yang dimiliki. Sebagaimana Rasulullah SAW mengatakan dalah haditsnya: "Sesungguhnya pada setiap-tiap umat ada ujian, dan fitnah daripada umatku adalah harta." (HR. At-Tirmidzi)
Ilustrasi muhasabah. Foto: pixabay
Dalam kehidupan modern, harta sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi manusia. Bahkan, beberapa orang menganggap bahwa harta adalah sebuah keharusan dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Sebagian kelompok masyarakat menjadikan harta sebagai tolok ukur derajat dan martabat seseorang. Sehingga, orang yang mempunyai harta banyak dianggap paling kuat dan berkuasa. Oleh sebab itu, orang-orang berlomba untuk mencari jalan pintas dalam mendapatkan harta.
Fenomena serakah dengan harta telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam salah satu hadits. Beliau mengatakan: "Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa, pada saat itu orang tidak lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan harta kekayaan, apakah dari jalan yang balal ataukah jalan yang haram." (HR. Al-Bukhari)
Islam tidak membenarkan tindakan tersebut. Allah SWT dan Rasul-Nya menganjurkan umat Muslim untuk senantiasa melakukan muhasabah terhadap harta. Ini dilakukan agar harta yang dimiliki menjadi berkah dan selalu digunakan di jalan Allah.
ADVERTISEMENT
(MSD)