Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ruqyah Syariah: Pengertian, Doa, dan Tata Caranya yang Sesuai Pedoman Islam
26 September 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Secara bahasa, ruqyah berasal dari kata ‘ruqyatun’ yang berarti bacaan, jampi-jampi, mantra, atau doa. Dalam kitab Mukhtar Al-Sihah yang ditulis oleh Al-Jauhari disebutkan bahwa ruqyah merupakan kata tunggal yang memiliki arti perlindungan.
ADVERTISEMENT
Pengertian ruqyah secara istilah diartikan sebagai bacaan yang dilafadzkan oleh diri sendiri atau orang lain untuk menghilangkan gangguan jin atau menyembuhkan penyakit medis maupun nonmedis. Ruqyah juga bisa menghilangkan pengaruh ain dan hasad yang dimiliki oleh seseorang.
Mengutip buku Ensiklopedia Ruqyah susunan Iding Sanus, praktik ruqyah biasanya dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Alquran. Dalam Islam, praktik ini dikenal dengan sebutan ruqyah syariah.
Ruqyah syariah sangat penting untuk dipelajari umat Muslim sebagai bentuk ikhtiar pengobatan dan perlindungan diri. Bagaimana tata cara melakukan ruqyah syariah? Simak artikel berikut untuk mengetahui langkah-langkahnya.
Tata Cara Ruqyah Syariah
Ruqyah syariah adalah metode ruqyah yang diperbolehkan dalam Islam. Tata cara dan proses pengobatannya disesuaikan dengan tuntunan Rasulullah SAW yang berpedoman pada ayat-ayat Alquran.
Ruqyah syariah bisa dilakukan sendiri di rumah atau dengan bantuan profesional. Dirangkum dari buku Doa Ruqyah: Terapi yang Bersumber dari Alquran dan As-Sunnah karya Syaikh Said bin Ali, berikut tata caranya:
ADVERTISEMENT
Bacaan Doa Ruqyah
Setelah melakukan ruqyah, Anda bisa memanjatkan doa-doa untuk memaksimalkan proses penyembuhan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut lafadznya yang bisa Anda baca:
ADVERTISEMENT
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ
Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar. (Surat Al-Baqarah: 255)
{وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (119) وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (121) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ (122) }
ADVERTISEMENT
Artinya: Dan kami wahyukan kepada Musa.”Lemparkanlah tongkatmu.” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu. Nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (Surat Al-A’raf: 117-122)
(MSD)