Saham Preferen: Pengertian, Contoh, dan Risiko Investasinya

Ilustrasi saham preferen. Foto: pixabay

Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham preferen juga memiliki karakteristik seperti saham biasa.

Mengutip buku Pasar Modal Teori Masalah dan Kebijakan dalam Praktek karya Rusdin (2008), saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Di sisi lain, saham jenis ini juga memberikan pilihan tertentu atas pembagian dividen.

Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen dengan besaran tetap setiap tahun. Namun, ada pula yang menghendaki untuk didahulukan dalam pembagian dividen dan lain sebagainya.

Tidak selamanya saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya. Oleh karena itu, investor harus tetap menganalisis sendiri saham-saham yang akan dipilih sebagai tempat investasinya.

Analisis tersebut harus mencakup analisis fundamental dan teknikal. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang saham preferen selengkapnya yang bisa Anda simak.

Saham Preferen

Ilustrasi saham preferen. Foto: pixabay

Saham preferen dapat berupa surat berharga yang dijual suatu perusahaan untuk menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dsb). Dalam hal ini, investor akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang diterima setiap tiga bulan sekali (kuartal).

Saham preferen serupa dengan saham biasa. Saham jenis ini mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut serta membayar dividen.

Dividen saham preferen biasanya dinyatakan dalam persentase atas harga nominal. Kalau dikatakan dividen saham preferen sebesar 8%, maka ypersentase tersebut diambil dari harga nominal.

Kalau diketahui harga nominal saham preferen tersebut Rp1000, maka dividen yang akan diterima investor saham preferen adalah Rp80 per lembar saham.

Pemegang saham preferen memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran dividen. Tentu saja prioritas itu berlaku bila pemegang saham lainnya adalah pemegang saham biasa.

Ilustrasi saham preferen. Foto: pixabay

Selain prioritas pembayaran, saham preferen yang populer yaitu membayar dividen dengan jumlah yang tetap seperti pembayaran bunga pada obligasi. Meski begitu, bukan berarti saham preferen ini tidak memiliki risiko.

Risiko pemegang saham preferen lebih besar jika dibandingkan dengan pemegang obligasi. Inilah yang menyebabkan saham preferen memberikan dividend yield sedikit lebih banyak dari bunga obligasi.

Saham preferen yang memberikan dividen tetap, biasanya harganya tidak akan berubah sekalipun perusahaan penerbitnya bisa mencetak laba yang besar. Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan dividen tetap tidak akan mendapat penghasilan dari capital gain.

Justru harga saham preferen yang memberikan dividen tetap ini ditentukan oleh suku bunga bank. Jika suku bunga bank meningkat, maka harga saham preferen dengan dividen tetap akan menurun. Begitu juga sebaliknya.

Menghitung harga wajar saham preferen relatif mudah, yaitu dengan mendiskontokan (discounting) dividen ke nilai sekarang (present value) dengan required rate of return selama periode waktu yang tidak terhingga atau selama Anda memiliki saham preferen tersebut.

Ilustrasi saham preferen. Foto: pixabay

Dikutip dari buku Menilai Harga Wajar Saham karya Andy Porman Tambunan (MSD), rumusnya adalah sebagai berikut:

V₂ = D / k

Keterangan:

Vp: Nilai intrinsik (nilai wajar) saham preferen

D: Dividen tetap

k: Required rate of return atau Discount rate

Contoh Kasus

PT XYZ menerbitkan saham preferen yang memberikan dividen tetap sebesar Rp650 per tahun. Required rate of return untuk saham preferen sejenis di pasaran adalah 18 % . Berapa kah harga wajar saham preferen PT XYZ ?

V₁ = D / k = Rp650,- / 0,18 = Rp3.611

(MSD)