Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Salat Tarawih Jam Berapa? Ini Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaannya
12 Maret 2024 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tarawih merupakan salat sunah yang dikerjakan selama bulan Ramadan, tepatnya setelah waktu isya hingga sebelum fajar (sahr). Jika merujuk pada ketentuan dalam Alquran dan hadits, sebenarnya salat tarawih jam berapa?
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami bahwa salat tarawih termasuk qiyamul lail atau salat malam. Jadi, umat Muslim yang hendak melaksanakannya diwajibkan untuk menunaikan salat isya terlebih dahulu.
Rasulullah SAW menetapkan waktu salat tarawih selepas salat isya hingga datangnya waktu sahr. Jika dikonversikan ke dalam Waktu Indonesia Barat (WIB), maka salat tarawih umumnya dilaksanakan sekitar pukul 19.30-04.00.
Dijelaskan dalam buku Fikih Salat Sunah karya Ali Musthafa Siregar (2021), salat tarawih boleh dilaksanakan sendiri ataupun berjemaah. Namun, para ulama mengatakan bahwa lebih afdhol apabila dilaksanakan di masjid secara berjemaah.
Tata Cara Pelaksanaan Salat Tarawih
Salat tarawih hanya dapat dikerjakan selama bulan Ramadan. Salat sunah ini hukumnya adalah sunah muakadah atau sunah yang amat diutamakan.
Salat tarawih bisa dikerjakan secara berjamaah ataupun sendiri di rumah. Terkait jumlah rakaatnya, umat Muslim biasa mengerjakannya sebanyak 11 rakaat (8 atau 10 rakaat tarawih dan 3 atau 1 rakaat witir) atau 23 rakaat (20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir).
ADVERTISEMENT
Mengenai tata caranya, Rasulullah SAW mencontohkan dalam banyak hadits. Meriwayatkan kepada kami Syu’bah, dia berkata bahwa aku mendengar Uqbah bin Huraits, dia berkata aku mendengar Ibnu Umar, memberitakan sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Salat (sunah) malam itu 2 raka’at 2 raka’at (matsna matsna), di mana kalian memasuki (waktu) Shubuh akan habis maka witirlah satu raka’at."
Maka bertanya Ibnu Umar, “Apa yang dimaksud dengan matsna matsna?”. Beliau SAW menjawab, “Sesungguhnya (matsna-matsna itu) salam dalam setiap dua raka’at.” (Shahih Muslim)
Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa salat tarawih bisa dikerjakan dengan cara 2 rakaat salam, kemudian dilanjutkan dengan 2 rakaat salam lainnya. Tata cara pengerjaan ini mirip seperti salat sunah/nafilah lainnya.
Terkait jumlahnya, para ulama dan ahli hadis mengatakan bahwa rakaat salat tarawih tidak terbatas. Ketentuan ini tercantum dalam penggalan hadits di atas, “Di mana kalian memasuki (waktu) Shubuh akan habis maka witirlah satu raka’at.”
ADVERTISEMENT
Menurut Ustad Adi Hidayat, maksud dari hadits tersebut adalah, apabila seorang Muslim mengerjakan salat tarawih semalam suntuk sampai menjelang waktu subuh, maka ia bisa mengakhiri salatnya dengan witir. Tentu, salat yang dilaksanakan semalam suntuk setelah Isya tidak terbatas jumlahnya, boleh 36 rakaat, 100 rakaat, dan seterusnya.
Mengenai perbedaan jumlah rakaat ini hanyalah sebatas pilihan. Bukan berarti Muslim yang mengerjakan 11 rakaat tarawih terlalu sedikit dan yang mengerjakan 23 rakaat adalah bid’ah. Keduanya sama-sama pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Mengenai asal-usul jumlah rakaat ini, para ahli hadits mengemukakan bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan 11 rakaat salat tarawih dengan 4 rakaat salam, 4 rakaat salam, dan 3 rakaat witir.
ADVERTISEMENT
Namun pada rakaat pertama, Rasulullah SAW membaca 5 juz 4 halaman Alquran sekaligus. Kemudian, beliau mengurangi jumlah juznya seiring bertambahnya rakaat.
Lalu, para sahabat mencoba untuk mengikuti tata cara salat beliau. Namun, mereka tidak sanggup karena begitu banyak ayat yang dibaca dalam satu rakaat saja.
Akhirnya, Umar bin Khatab membaginya menjadi dua. Jumlah rakaat tarawih yang semula 10 rakaat dipecah menjadi 20 rakaat. Kemudian witir yang semula 1 rakaat dipecah menjadi 3 rakaat. Sehingga, terciptalah formasi 23 rakaat.
Tujuan pemecahan ini untuk memendekkan durasi bacaan Alquran saat salat, sehingga tidak terlalu lelah ketika berdiri. Pada akhirnya, para sahabat dapat nyaman melaksanakan salat tarawih sepanjang malam.
ADVERTISEMENT
(MSD)