Konten dari Pengguna

Samakah Drama dengan Sandiwara? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 April 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi drama. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi drama. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Drama merupakan karya sastra yang menampilkan gerak kehidupan manusia dengan tambahan konflik di dalamnya. Selain drama, ada pula istilah sandiwara. Lalu sebenarnya, samakah drama dengan sandiwara?
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mampu Berbahasa Indonesia SMP dan MTs tulisan Asul Wiyanto, dkk., pada dasarnya, drama dan sandiwara memiliki arti yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada asal-usulnya.
Drama berasal dari bahasa Yunani, dram, yang berarti gerak. Tontonan drama kerap menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain.
Sedangkan, sandiwara sastra bisa dikatakan sebagai bentuk tradisional dari drama. Sebab, istilah sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah artinya ajaran.
Baik drama maupun sandiwara sama-sama mengandung ajaran, terutama ajaran moral bagi penontonnya. Penonton dapat menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama yang disaksikan.
Drama dan sandiwara bisa dinikmati dengan berbagai cara dan media. Ada drama yang hanya berbasis suara dan disiarkan di radio, biasanya disebut dengan sandiwara radio. Ada pula yang ditayangkan di layar kaca maupun bioskop seperti sinetron dan film.
ADVERTISEMENT
Tema yang diangkat dalam sebuah drama dan sandiwara pun beragam. Ada romantis, komedi, hingga melodrama. Setiap tema tersebut memiliki peminatnya masing-masing.

Ciri-ciri Drama dan Sandiwara

Ilustrasi drama. Foto: Unsplash
Drama dan sandiwara memiliki beberapa ciri yang berfungsi sebagai pembeda dengan karya sastra lain. Ciri-ciri drama dan sandiwara antara lain:

Struktur Drama

Ilustrasi drama. Foto: Unsplash
Mengutip buku Teori Sastra tulisan Juwanti, M.Pd. dan Syaiful M.Pd., drama dan sandiwara disusun atas struktur berikut:
ADVERTISEMENT

1. Babak

Suatu babak dalam merangkum semua peristiwa yang terjadi di satu tempat pada urutan waktu tertentu. Setiap babak akan membentuk kebutuhan kisah kecil.

2. Adegan

Suatu babak biasanya dibagi-bagi lagi di dalam adegan-adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa datang atau perginya tokoh cerita ke atas pentas.

3. Prolog

Prolog merupakan bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian awal. Gunanya sebagai pengantar naskah yang berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.

4. Monolog

Monolog adalah percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri. Lewat monolog inilah penonton bisa mengetahui persoalan dan perasaan yang dirasakan seorang tokoh.

5. Dialog

Dialog berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lain. Tanpa dialog, suatu karya sastra tidak bisa digolongkan ke dalam drama. Pembawaan dialog bergantung pada kemampuan akting si aktor.
ADVERTISEMENT

6. Epilog

Kata penutup yang mengakhiri suatu drama disebut epilog. Epilog berguna untuk merumuskan isi pokok drama.
7. Mimik
Mimik adalah gerak-gerik atau ekspresi tokoh untuk menggambarkan emosi yang sedang dialaminya. Mimik dan dialog saling berkesinambungan agar dapat menampilkan drama yang bagus bagi penonton.
(ADS)