Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sambut Hari Tari Sedunia, Tari Rangkuk Alu Jadi Tema Google Doodle
29 April 2024 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tema Tari Rangkuk Alu dipilih bertepatan dengan Hari Tari Internasional yang diperingati setiap 29 April. Tanggal peringatan tersebut merujuk pada hari kelahiran Georges Noverre yang merupakan pencipta tarian balet modern.
Perayaan yang diinisiasi Komite Tari dari International Theater Institute (ITI) ini dibuat untuk menjadikan tari sebagai kesenian yang bisa dinikmati secara universal. Selain itu, tujuan dari peringatan ini juga untuk menyatukan berbagai budaya dan etnis yang berbeda-beda di seluruh dunia.
Profil Tari Rangkuk Alu
Mengutip buku Ensiklopedi Tari Indonesia yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tari Rangkuk Alu merupakan seni tari tradisional asal daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini dilakukan para remaja pria dan wanita saat bulan purnama setelah musim panen.
ADVERTISEMENT
Dalam pertunjukannya, semua penari menggunakan pakaian adat berupa ikat kepala, baju bero, dan kain songket khas daerah Manggarai. Tarian ini juga identik dengan bambu yang dijadikan sebagai alat pengiring penari. Selain itu, ada juga keberadaan gong, gendang, dan nyanyian lagu daerah.
Ada beberapa versi dari pertunjukkan Tari Rangkuk Alu. Secara umum, tarian ini dibawakan oleh 8 orang remaja, 6 orang di antaranya bertugas memegang bambu, sementara 2 lainnya berperan sebagai penari.
Dalam perhelatannya, bambu akan diayunkan secara terbuka, tertutup, lalu dibenturkan. Ada dua jenis benturan yang akan dilakukan penari, yaitu benturan antar bambu ketika diayunkan secara tertutup dan benturan bambu dengan kayu alas ketika diayunkan terbuka.
Bambu dibenturkan ke kayu alas sebanyak tiga atau satu kali, kemudian dengan bambu lainnya sebanyak satu kali. Variasi benturan bambu ini akan menghasilkan ketukan-ketukan beritme yang disimbolkan dengan ‘3’ dan ‘1’. Kemudian, penari akan bergerak dengan menyesuaikan ritme tersebut.
Seiring perkembangan zaman, tari khas Manggarai ini tidak lagi dilakukan saat musim panen saja. Masyarakat dapat menyaksikan tari ini dalam berbagai acara budaya, seperti upacara penyambutan tamu penting dan kegiatan adat lainnya.
ADVERTISEMENT
Ummu Fajariyah Akbari dkk dalam buku Pengembangan Pembelajaran Matematika SD menjelaskan bahwa Tari Rangkuk Alu bukan sekadar tarian biasa yang bertujuan untuk menghibur, tapi bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Tarian ini juga efektif untuk melatih kelincahan, konsentrasi, ketangkasan, dan ketepatan dalam bertindak.
Selain itu, bagi masyarakat Manggarai, tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual. Setiap gerakannya menunjukkan suasana gembira, damai, dan penuh persaudaraan. Makna lain yang tersirat adalah rasa saling percaya di antara lelaki dan perempuan ketika mereka saling membenturkan bambu.
(DEL)