Konten dari Pengguna

Sejak Kapan Ragam Hias Nusantara Dikenal Bangsa Indonesia? Ini Sejarahnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Februari 2024 19:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengrajin batik Tapsel di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengrajin batik Tapsel di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ragam hias kerap ditemukan di berbagai bangunan dan benda-benda yang termasuk peninggalan sejarah. Pertanyaannya, sejak kapan ragam hias Nusantara dikenal bangsa Indonesia?
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa ragam hias adalah bentuk atau gambar yang disusun sesuai pola tertentu secara berulang sehingga tercipta corak yang indah. Corak ini dapat diaplikasikan pada karya seni apa pun, seperti lukisan, batik, keramik, dan lain sebagainya.
Di zaman dahulu, ragam hias lebih sering diaplikasikan pada bangunan, misalnya candi dan masjid. Coraknya pun memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan kesenian ragam hias di zaman modern.

Sejak Kapan Ragam Hias Nusantara Dikenal Bangsa Indonesia?

Sejak Kapan Ragam Hias Nusantara Dikenal Bangsa Indonesia. Foto: Pexels
Untuk mengetahui sejak kapan ragam hias Nusantara dikenal bangsa Indonesia, kita perlu menelusuri sejarah ragam hias terlebih dahulu. Mengutip materi berjudul Sejarah Ragam Hias Indonesia yang disusun Lely Surya Wardani, M.Pd, sejarah ragam hias dibagi ke dalam tiga masa, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Masa Pra-Sejarah

Ada dua zaman pada masa pra-sejarah, yaitu zaman batu dan zaman perunggu. Merujuk pada peninggalan yang ada, ornamen ragam hias diperkirakan eksis sejak zaman batu, sekitar 4000 tahun yang lalu.
Pada zaman batu, manusia menetap di dalam gua dan membuat berbagai karya dari tanah liat. Sementara di zaman perunggu, ragam hias mulai diaplikasikan pada benda-benda logam.
Ciri utama corak ragam hias pada masa pra-sejarah adalah flora dan fauna yang ditemukan di lingkungan pengrajinnya. Selain itu, bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, swastika, pilin, dan meander juga kerap digunakan para pengrajin kuno.
Masyarakat pra-sejarah juga cenderung membuat ragam hias dengan motif yang simbolis. Contohnya, burung yang merupakan lambang roh orang mati dan gajah yang menjadi simbol kendaraan roh.
ADVERTISEMENT

2. Masa Klasik

Periode perkembangan ragam hias di masa klasik terjadi pada kisaran abad 4 sampai 15 Masehi. Ragam hias di masa ini banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha yang digunakan untuk menghias candi serta artefak.
Ada dua aliran atau gaya ragam hias yang lahir pada masa klasik, yaitu:

3. Masa Islam

Pengunjung mengamati karya dalam pembukaan Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara, Jumat (15/4/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Ragam hias pada masa Islam berkembang sekitar abad ke-11. Motif-motifnya merupakan hasil pengembangan dari corak zaman Hindu-Budha. Pada masa ini pula mulai dibuat kaligrafi dan ornamen untuk bangunan-bangunan masjid.
Masa Islam menjadi periode di mana penggunaan ragam hias semakin masif. Hal ini ditandai dengan ornamen batik yang berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Ragam hias di masa Islam identik dengan bentuk stiliran, terutama dengan unsur binatang. Selain itu, ragam hias geometris seperti segitiga, lingkaran, dan garis horizontal masih banyak ditemukan.
Corak khas lainnya yang berkembang di masa Islam adalah patra, yaitu gambar tumbuhan merambat atau sulur daun. Sementara ragam hias seperti meander, swastika dan motif pilin mulai ditinggalkan.
(DEL)