Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Adzan Sebagai Penanda Waktu Sholat dan Seruan kepada Umat Islam
7 Februari 2022 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, adzan artinya pemberitahuan. Kata adzan disebutkan dalam beberapa ayat Alquran, salah satunya surat At-Taubah ayat 3 yang berbunyi:
وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ
Artinya: Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang mungkin belum mengetahui sejarah awal mula munculnya adzan sebagai penanda waktu sholat. Nah, penjelasan berikutnya akan berisi sejarah adzan yang perlu diketahui umat Islam .
Sejarah Adzan sebagai Penanda Waktu Sholat dalam Islam
Mengutip buku Sejarah Ibadah karangan Syahruddin El Fikri, sejarah adzan dimulai pada tahun kedua Hijriyah. Saat itu, Rasulullah mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawah bagaimana cara memberi tahu umat tentang datangnya waktu sholat.
Dalam musyawarah tersebut, ada berbagai usulan dari para sahabat. Di antaranya yaitu, memakai bendera, menggunakan lonceng seperti yang dilakukan oleh umat Nasrani pada saat itu, hingga menyalakan api dari atas bukit.
Namun, semua usulan tersebut ditolak Rasulullah dengan alasan tanda tersebut kurang memberi manfaat bagi umat dan hasilnya hanya diketahui sedikit orang. Kemudian, Rasulullah mengganti usulan itu dengan seruan Shalatul Jamiah yang artinya mari sholat berjamaah.
ADVERTISEMENT
Kemudian Umar Bin Khatab memberikan usulan untuk menunjuk seseorang sebagai pemanggil umat pada setiap masuk waktu sholat. Saran ini kemudian diterima oleh semua orang dan Rasulullah menyetujuinya.
Sejarah Lafadz Adzan
Mengutip buku Dahsyatnya Adzan karangan Syukron Maksum, dalam hadits riwayat Abu Dawud, lafaz adzan yang digunakan sampai sekarang berasal dari mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar Bin Khattab.
Dalam hadits itu, Abdullah bin Zaid bercerita bahwa sepulang dari musyarawah tersebut, ia bermimpi bertemu dengan seseorang yang membawa lonceng. Dalam mimpinya, ia mendekati orang itu dan bertanya apakah ia boleh membeli lonceng tersebut.
Orang itu bertanya, “Untuk apa?” Abdullah berkata, “Karena dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil umat untuk menunaikan sholat.”
ADVERTISEMENT
Orang itu kemudian mengatakan, “Maukah kau ku ajari cara yang lebih baik?” Abdullah menjawab, “Ya!” Dengan lantang orang tersebut mengatakan, “Allahu akbar Allahu Akbar, Asyahadu alla ila ha illaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya alash shalah, Hayya alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha illallah.”
Mimpi serupa ternyata juga dialami oleh Umar bin Khattab. Ketika terbangun, keduanya langsung menceritakan perihal mimpi itu kepada Rasulullah sebelum waktu sholat subuh. Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
“Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu karena dia memiliki suara yang amat lantang.” (HR. Abu Dawud nomor. 499, At Tirmidzi no. 189, Bukhari, Ahmad, dan Al-Baihaqi)
ADVERTISEMENT
Demikian sejarah adzan sebagai seruan kepada umat Muslim untuk menunaikan sholat. Sebagaimana perintah Rasulullah, “Jika telah datang waktu sholat, hendaknya salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan.” (HR. Bukhari Muslim)
(IPT)