Konten dari Pengguna

Sejarah Diwali atau Deepavali, Perayaan Umat Hindu yang Identik dengan Cahaya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 November 2021 12:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Diwali atau Deepavali foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Diwali atau Deepavali foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, peringatan Diwali atau Deepavali selalu dirayakan secara rutin oleh masyarakat Hindu di berbagai belahan dunia. Tidak ada penanggalan tetap untuk momen Deepavali, namun peringatan tersebut biasanya jatuh di akhir Oktober atau November.
ADVERTISEMENT
Ciri khas perayaan Deepavali terletak pada banyaknya lampu dan cahaya yang dinyalakan pada malam hari. Mulai dari kembang api, lentera, hingga diya, hingga lampu minyak tradisional India. Karena itulah, perayaan ini dijuluki sebagai “Festival Cahaya”, “Festival of Sweet”, atau “Festival of Lights”.
Mengutip buku Mengenal Agama Manusia tulisan Jonar Situmorang (2021), bagi umat Sikh, Diwali memiliki makna penting. Ini menjadi simbol kemenangan terang atas gelap, kebaikan atas keburukan, dan pengetahuan atas ketidaktahuan.
Tahun ini, perayaan Deepavali akan jatuh pada Kamis (4/11). Menjelang peringatannya, simak sejarah Diwali atau Deepavali dalam penjelasan di bawah ini.
Ilustrasi Sejarah Diwali atau Deepavali foto: Unsplash

Sejarah Diwali atau Deepavali

Berdasarkan informasi dari Jurnal Etnis India dan Kebudayaan Deepavali di Little India Singapura karya Muhammad Eri Yohanda, Diwali menjadi wujud terima kasih umat Hindu kepada dewa untuk kebahagiaan, pengetahuan, dan kekayaan yang sudah diterima.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Diwali juga menjadi peringatan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Ini merujuk pada Narakasura, setan yang memerintah Kerajaan Pradyoshapram. Di bawah pemerintahan Narakasura, para penduduk desa begitu tersiksa dan menderita.
Melihat kejahatan Narakasura, Khrisna akhirnya mulai bergerak dan menghancurkan setan tersebut hingga mati. Sejak saat itu, masyarakat mulai memperingati kematian Narakasura melalui perayaan Diwali.
Persiapan Deepavali biasanya dipersiapkan sejak jauh-jauh hari, paling tidak dua atau tiga minggu sebelum festival. Persiapan ini dimulai dengan membersihkan dan merenovasi rumah. Mulai dari membuang barang yang tidak lagi dibutuhkan, mengecat ulang tembok, dan membeli perkakas rumah tangga baru.
Menjelang Diwali, barang-barang pun dibanderol dengan harga murah. Karenanya, banyak masyarakat Hindu yang berbelanja pakaian, perhiasan, barang elektronik, hingga peralatan dapur.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga memasang berbagai jenis lampu di setiap sudut rumah. Tujuannya agar Dewi Lakhsmi atau dewi keberuntungan menghampiri rumah mereka.
Ketika Diwali tiba, mereka akan mengenakan pakaian baru yang sudah dibeli. Kebanyakan wanita akan menggunakan pakaian dari sari sutra atau baju punjabi berwarna cerah. Pakaian berwana hitam sangat dihindari karena dianggap tidak membawa keberuntungan.
Ilustrasi Sejarah Diwali atau Deepavali foto: Unsplash

Ritual Perayaan Diwali

Ada beberapa ritual yang dilakukan dalam perayaan Diwali, antara lain:
1. Dhanteras
Dua hari sebelum Diwali, masyarakat penganut Hindu akan melakukan ritual Dhanteras. Ritual ini dipersembahkan sebagai tanda kelahiran Dewi Laskhmi dan Dewa Dhanvantari.
Dewi Laskhmi dipercaya sebagai Dewi Pemberi Kekayaan dan Kesejahteraan, sedangkan Dewa Dhanvantari dipercaya sebagai Dewa Pemberi Kesehatan dan Kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
2. Naraka Chaturdasi
Naraka Chaturdasi atau Diwali Kecil dilaksanakan sehari sebelum Deepavali. Ritual ini dilakukan dengan mewarnai lantai dengan desain geometri.
Kemudian, para wanita juga membuat manisan dan mengemasnya hingga menyerupai bingkisan. Nantinya, manisan tersebut akan dimakan ketika perayaan Diwali dan dibagikan kepada kerabat hingga teman bisnis.
Sore harinya, mereka akan melakukan ritual mandi bersih. Lalu, para wanita akan menghias tangan dan kaki dengan mehndi, bentuk seni tubuh India kuno.
3. Puncak Deepavali
Hari ketiga merupakan puncak dari perayaan Diwali. Pada hari tersebut, para penjual bunga biasanya akan menyuguhkan bunga warna oranye yang digunakan sebagai sesembahan.
Kemudian, masyarakat India akan mengenakan baju baru berwarna terang beserta perhiasan dan mengunjungi rumah kerabat, sahabat, hingga rekan bisnis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga membuka pintu rumah lebar-lebar dan menghias setiap sudut dengan cahaya. Aliran sungai juga dipenuhi dengan lampu diya. Ini dilakukan karena mereka percaya bahwa Dewi Laskhmi berkeliaran di bumi pada malam Diwali.
4. Padwa
Sehari setelah Deepavali, masyarakat India akan melakukan ritual Padwa untuk merayakan cinta dan pengabdian antara suami-istri. Padwa biasanya identik dengan makan berdua dengan pasangan hingga bersama keluarga.
5. Bhai Dooj
Bhai Dooj menjadi hari terakhir sekaligus penutup Festival Cahaya. Dalam ritual ini, wanita akan berkumpul melakukan puja, berdoa untuk kesejahteraan saudara mereka.
(GTT)