Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Bank Indonesia 5 Juli, Terkait dengan Lahirnya BNI
5 Juli 2021 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 8 Juli 2022 12:17 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanggal 5 Juli diperingati sebagai Hari Bank Indonesia . Penetapan ini tidak merujuk pada hari lahir Bank Indonesia sebagai bank sentral, namun untuk memperingati berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI).
ADVERTISEMENT
BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Maka, jangan heran apabila Anda menemukan angka 46 pada logo bank BUMN ini.
Angka tersebut menunjukkan tahun kelahiran BNI yang menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah Republik Indonesia. Agar lebih memahami bagaimana awal mula diperingatinya Hari Bank Indonesia, simak sejarah singkatnya berikut ini.
Sejarah Hari Bank Indonesia 5 Juli
Sejatinya, ada banyak bank yang lebih tua dan lebih dulu berdiri dari BNI. Pada masa kolonial, Belanda mendirikian De Javasche Bank (DJB) sebagai bank sirkulasi yang memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda. DJB juga berperan sebagai bank komersial yang memberikan jasa keuangan perbankan pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Skripsi Peranan Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Layanan Kas Di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara oleh Nadhila Lubis (2018), ketika Jepang berhasil menduduki Indonesia pada 1942, mereka merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda.
Peran bank tersebut kemudian digantikan oleh tiga bank Jepang, yaitu Yokohama Speie, Taiwan Bank, dan Mitsui Bank. Fungsi bank sentral diambil alih oleh Yokohama Speie Bank untuk daerah Jawa dan Taiwan Bank untuk daerah luar Jawa.
Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang ditandatangani Soekarno-Hatta tertanggal 16 September 194. Isinya menugaskan Dewan Pertimbangan Agung untuk membentuk bank sirkulasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 5 Juli 1946, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi dan bank sentral milik negara.
Rencana bangsa Indonesia untuk berdaulat secara ekonomi sempat terhambat dengan kehadiran Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang berusaha menguasai Tanah Air. Menurut laman resmi BI, NICA mendirikan kembali DJB untuk mencetak dan mengedarkan uang NICA. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengacaukan ekonomi Indonesia.
Sebagai upaya menegakkan kedaulatan ekonomi, BNI menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 30 Oktober 1946 yang kemudian diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional.
Keberadaan BNI milik Indonesia dan DJB milik NICA menciptakan peperangan mata uang. Pada masa tersebut, uang DJB dikenal dengan sebutan “uang merah” dan ORI dikenal sebagai “uang putih”.
Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan tahun 1949, salah satu keputusannya adalah menetapkan DJB sebagai bank sirkulasi Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah Republik Indonesia memutuskan untuk keluar dari RIS, DJB tetap menjadi bank sirkulasi dengan saham yang masih dimiliki Belanda.
ADVERTISEMENT
Karena itu, muncul desakan agar pemerintah Indonesia segera menasionalisasi DJB dengan cara membeli saham hingga mencapai 97%.
Setelah DJB dinasionalisasikan, didirikanlah Bank Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953 yang disahkan pada 19 Mei 1953. UU ini berlaku mulai tanggal 1 Juli 1953, sehingga tanggal ini diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Bank Indonesia.
Bank Indonesia ditunjuk menjadi bank sentral. Sedangkan BNI ditetapkan sebgai bank pembangunan. Menurut laman resmi BNI, pada 1955 BNI diubah menjadi bank umum yang mendapat tugas untuk memperbaiki ekonomi rakyat serta berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional dengan memberdayakan berbagai sektor industri di Indonesia.
Pentingnya kehadiran BNI di masa-masa awal kemerdekaan menjadikan hari kelahirannya pada 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
(ERA)