Sejarah Hari Kebangkitan Nasional yang Diperingati Setiap 20 Mei

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Mei 2021 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bendera Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masyarakat Tanah Air memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas setiap tanggal 20 Mei. Peringatan ini identik dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tahun ini, Hari Kebangkitan Nasional jatuh pada Kamis (20/5).
ADVERTISEMENT
Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948. Peringatan ini diteguhkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Kebangkitan Nasional yang berbunyi:
"bahwa dalam rangka menanamkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa agar dapat memperkuat kepribadian, mempertebal rasa harga diri, dan kebanggaan nasional, serta memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan nasional, dipandang perlu menetapkan pelaksanaan penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional."
Ilustrasi bendera Indonesia. Foto: pixabay

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional berawal dari kondisi sosial ekonomi yang buruk di Indonesia pada abad 19. Mengutip Jurnal Rekonsruksi Sejarah Kebangkitan Nasional tulisan Husaini Husda, kondisi buruk tersebut timbul akibat eksploitasi kolonial, politik liberal, dan politik etis.
Kala itu, keuntungan yang didapat dialirkan ke pihak Belanda, sehingga masyarakat Indonesia semakin tertindas. Dr. Wahidin Sudiro Husodo yang merupakan lulusan sekolah dokter pribumi Stovia merasa prihatin dengan kondisi masyarakat pribumi.
ADVERTISEMENT
Pada 1907, beliau bertemu dengan para mahasiswa Stovia. Di sana, Dr. Wahidin Sudiro Husodo mengajak kawan-kawannya untuk mendirikan organisasi guna memajukan derajat bangsa.
Pada 20 Mei 1908, organisasi Budi Utomo resmi berdiri. Organisasi tersebut bertujuan untuk memajukan pengajaran, teknik industri, perdagangan, pertanian, peternakan, dan menghidupkan kembali kebudayaan.
Awalnya, Budi Utomo terbatas pada kalangan priyayi. Namun, organisasi tersebut akhirnya fokus untuk memperbaiki kehidupan rakyat dengan lebih komperhensif.
Berdirinya Budi Utomo telah menyatukan sejumlah tokoh penting, di antaranya Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Sutomo dan Soeradji, R.A Tirto kusumo Bupati Karang Anyar, dan lainnya.
Budi Utomo terbagi menjadi dua golongan, yakni golongan tua dan muda. Golongan tua menempuh perjuangan dengan cara tradisional sosio kultural, sedangkan golongan muda menggunakan jalan politik. Golongan muda berhasil mengimbangi politik kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Organisasi ini berhasil menjadi jembatan antara pejabat kolonial yang maju dengan kaum pelajar Jawa, sehingga Budi Utomo mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuan berorganisasi politik. Di sisi lain, organisasi ini juga menuntut persamaan hukum.
Pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan di Yogyakarta, Presiden Soekarno meresmikan tanggal 20 Mei, yakni tanggal berdirinya Budi Utomo, sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Harkitnas menjadi harapan agar partai politik yang bertengkar dan masyarakat Tanah Air mengumpulkan kekuatan untuk bersatu melawan Belanda.
Ilustrasi bendera Indonesia. Foto: Kominfo

Tema Hari Kebangkitan Nasional 2021

Mengutip situs resmi Kominfo, Hari Kebangkitan Nasional 2021 mengangkat tema "Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!". Tema ini berupaya mengajak masyarakat untuk terus menumbuhkan, memelihara, serta memperkuat semangat gotong royong untuk melaksanakan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, tema ini juga meminta masyarakat untuk tetap optimistis dalam menghadapi masa depan, agar mempercepat pemulihan bangsa Indonesia dari pandemi covid-19.
(GTT)